Rabu, 08 Juni 2016

Kisahku dan Kisah Hidup Andy F Noya Bagian 2

Tulisan ini adalah kelanjutan dari "curhat" yang beberapa waktu lalu ku posting. Jika belum, anda boleh membacanya dulu di Kisahku dan Kisah hidup Andy F Noya

Alkisah, setelah aku mendapkan pesan inbox dari Penerbit Buku Kompas tanggal 6 April 2016, aku kembali ke tempat tugas sebut saja di pedalaman Kalimantan (biar lebih dramatis). Tak akan mudah menemukan sinyal di sana, meski hanya sekedar untuk bisa sms dan jangan berhayal bisa browsing dan berselancar di dunia maya. Sehigga sulit bagiku untuk memantau kiriman paket tersebut. Tetapi berdasarkan pengalaman beli barang via online dan donasi buku untuk Taman Baca Baraoi, belum pernah mengalami masalah dengan alamat rumah yang aku kasih. 

Tanggal 29 Mei 2016, setiba di rumah Aku menanyakan perihal paket tersebut kepada Ibu, Kakak, dan Adik ku, namun tak seorangpun dari mereka yang merasa menerima paket atas namaku. Keesokan harinya (30 Mei 2016) sekitar pukul 12.35 WITA aku menanyakan kembali paket yang telah dijanjikan oleh Penerbit Buku Kompas, mengapa tidak kunjung tiba. Kali ini pesan tersebut langsung dibalas hanya berselang kurang lebih 2 jam. Berikut salinan pesanan balasan tersebut;

"Yth. Bapak Jumani, terima kasih atas pesannya. 

Dengan ini kami sampaikan bahwa buku tsb sudah kami kirimkan tanggal 07 April 2016 dengan jasa pengiriman JNE dan sudah sampai ke alamat kirim pada tanggal 11 April 2016 diterima oleh M. Jumani. 

Berikut nomer resi pengirimannya :  CGK9M01583671416 

Demikian hal ini kami sampaikan kepada Bapak, atas pehartiannya kami ucapkan terima kasih.

Salam"

What?, Kemana bukuku?, Dalam perasaan campur aduk dan galau aku melakukan tracking nomor resi yang diberikan. Bla...bla...blaa.., kegalauan semakin memuncak, di situs tracking tersebut benar tertulis  bahwa paket sudah sampai dan diterima oleh si penerima. Jadi dimana buku ku ?

Siapakah yang berbohong, atau dimanakah letak kesalahannya ?

Seakan tidak terima, aku kembali "mengintrogasi" Ibu, Kakak, dan tiga adiku yang saat itu hanya merekalah yang ada di rumah sewaktu aku di pedalaman. Hasilnya tak jauh berbeda, semua merasa yakin tidak ada menerima paket dalam rentang waktu dikirim hingga aku tiba di rumah, kecuali ibu ku. Beliau seolah mengalami dejavu, dengan tidak yakin apakah itu nyata atau tidak sepertinya ada menerima paket seperti yang aku ceritakan. 

Aku tahu, meski ibu masih terbilang muda tetapi beliau memang terkenal pelupa. Namun untuk sementara sepertinya ini adalah sepercik harapan yang aku miliki. Aku menggeledah setiap sudut rumah, lemari pakaian, lemari barang, laci-laci dan bahkan tak terkecuali kolong-kolong ranjang berharap ibu benar-benar menerima paket tersebut dan hanya lupa meletakannya.

Entah karena penyakit galau akut, atau penantian yang seolah tidak berujung aku seakan kehilangan akal sehat. Seminggu sudah aku "mengobrak-abrik" rumah. Setiap kotak dan kantong plastik yang aku temui di rumah dan belum aku jamah ku periksa da berharap itu adalah paket ku. Paket yang aku tunggu kurang sebulan lagi setahun sudah.

Di puncak pesimistis dan kegalauan aku nyaris menyerah dan mengikhlaskan paket tersebut, barang kali ini yang namanya bukan "jodoh" pikir ku. Sampai secara tidak sengaja, entah terlintas dari mana tiba-tiba terbesit dalam kepalaku, apakah mungkin status "barang sampai di alamat" hasil tracking tersebut keliru?. Aku pun melakukan browsing, ternyata ada beberapa kasus terjadi. Mungkin inilah usaha terakhir yang dapat kulakukan, tentunya upaya yang layak dicoba sebelum benar-benar mengiklhaskan.

Tanggal 8 Juni 2016, cuaca sangat menyengat meski saat itu masih menunjukan waktu pukul sebelas pagi. Aku mgendarai motor dengan kecepatan sedang menuju agen jasa ekspedisi JNE terdekat. Seorang perempuan lebih muda dari ku mencoba menanyakan keperluanku. Sembari menyodorkan selembar kertas berisi catatan nomor resi, akupun menjelaskan perihal paket "misterius" yang kini entah berada dimana.  

Perempuan itu meraih "mouse"nya, dan mencoba mengetikan sandi dan segera menginput nomor resi yang telah aku berikan.  Entah karena gugup, belum terbiasa atau barangkali aku yang saat itu tidak sabar, perempuan tersebut tampak sangat lambat. 

Seorang lelaki paruh baya yang sedari awal kedatanganku duduk di depan monitronya di sudut ruangan rupanya diam-diam menyimak pembicaraan kami. Dia bangkit dari tempat duduknya, dan lantas menanyakan alamat tujuan paket serta isinya. Dibanding si perempuan tampak bahwa lelaki ini lebih bersahabat dan mengerti permasalahanku. 

Sembari mengecek tumpukan paket beramplop, lelaki tersebut sekali lagi menanyakan isi paket tersebut kepadaku. "Bukunya Andy F Noya, bukan?" tanya lelaki itu setelah sepertinya terlihat menyerah tidak menemukan sesuatu yang Ia cari dari tumpukan paket. "Kalau tidak salah memang ada paket buku yang diretur, tapi nanti saya coba telepon pusat dulu, silahkan tinggalkan nomor Hp nya nanti kami hubungi lagi". Papar lelaki itu sembari mengambil ballpoin dan selembar kertas.

Setelah meninggalkan nomor Hp, dan mengucapkan terimakasih aku kembali kerumah. Sungguh lega rasanya, jauh lebih lega saat ibuku cerita bahwa Ia mungkin ada menerima paket tapi entah itu nyata, dejavu atau cuman terbawa mimpi. Dua jam berselang, Hp ku berbunyi, sebuah pesan singkat berbunyi "Paket nya dari  kompas bisa di ambil jam 4 sore ini di counter JNE". Alhamdulillah. 

Itulah perjalanan panjang dan lika-liku Andy F Noya Kisah Hidupku bisa sampai di tanganku. Oh ya, selain buku tersebut juga ada buku Sarwo Edhie Dan Tragedi 1965 yang dikirimkan oleh Penerbit Buku Kompas katanya sih sebagai wujud penyesalan, walaupun hanya ada satu dari dua buku terbitan lainnya yang dijanjikan.
Buku Andy Noya kisa hidupku

Sebelum saya akhiri saya memohon maaf telah menyebut beberapa pihak dalam tulisan ini, semua tidak lain tujuannya adalah untuk memotivasi dan dengan harapan dapat diambil manfaat walalupun sekecil-kecilnya dari tulisan ini. Bahwa hakmu patut diperjuangkan, bukan ditunggu dengan kepasrahan.

Akhir kata ijinkanlah saya mengutip "Quote" Andy Noya :

"Tidak perlu menunggu
untuk bisa menjadi cahaya
bagi orang-orang
di sekelilingmu. Lakukan
kebaikan, sekecil apa pun 
sekarang juga"

_Andy Noya_

Salam hangat,
Muhammad Jumani



ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Juni 08, 2016

4 komentar:

Imam M mengatakan...

superrrr

muhammad jumani mengatakan...

Thanks bro sudah mampir.. :)

Arif fajar mengatakan...

Akhirnya ketemu jua bukunya setelah sekian lama menanti

muhammad jumani mengatakan...

Alhamdulillah bro, mungkin berkah Ramadhan.

Posting Komentar

 

mjumanion