Jumat, 31 Juli 2009

Gerak Pada Tumbuhan (Iritabilitas)

Gerak Pada Tumbuhan (Iritabilitas)
Tumbuhan juga melakukan gerak seperti halnya hewan dan manusia yang bertujuan untuk merespon atau menanggapi rangsang yang mempengaruhi kehidupannya. Gerak yang dilakukan oleh tumbhuan untuk merespon perubahan yang diterima dari lingkungan nya disebut Iritabilitas. Berdasarkan asal rangsang dan jenis rangsang yang mempengaruhi tumbuhan, gerak pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
  1. Gerak autonom.
  2. Gerak esionom.
  3. Gerak higroskofis.
A. Gerak autonom
Gerak autonom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri disebut juga gerak endonom. Contoh: gerak mengalirnya sotiplasma dalam sel dan gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
B. Gerak esionom.
Gerak esionom yaitu gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya gerak esionom dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gerak tropisme, nasti dan taksis.
  1. Tropisme.
Yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak yang menuju ke arah rangsang disebut tropi positif sedangkan gerak yang menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak tropisme dibedakan menjadi:
  1. Hidrotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh air seperti pada akar.
  2. Geotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh gaya tarik bumi (gravitasi bumi). Contoh gerak akar tumbuhan menuju ke pusat bumi.
  3. Tikmotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan (persinggungan), disebut juga gerak haptotropisme. Contoh: gerak membelitnya atau membeloknya sulur kacang panjang dan mentimun.
  4. Gerak fototropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya disebut juga gerak heliotropisme. Contoh: gerak batang dan bunga matahari menuju kearah cahaya matahari.
2. Nasti.
Yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak nasti dibedakan menjadi seimonasti, termonasti, niktinasti dan nasti kompleks.
  1. Seiosmonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh: gerak menutupnya daun puti malu, setelah mendapata rangsang sentuhan.
  2. Termonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang perubahan suhu lingkungan. Contoh: gerak mengembangnya (mekarnya bunga tulip karena adanya kenaikan suhu lingkungan dan mengatupnya kembali bunga apabila suhu lingkungan menurun).
  3. Niktinasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang gelap. Contoh: daun petai cina yang mengatup/ menutup pada malam hari.
  4. Nasti kompleks, yaitu gerak tubuh tumbuhan yang hanya dipengaruhi oleh beberapa jenis rangsang. Contoh: gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh beberapa faktor, seperti cahaya matahari, zat kimia dan air.
  1. Taksis.
Taksis adalah gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Apabila gerak tumbuhan menuju ke arah rangsang disebut taksis positif dan sebaliknya apabila gerak tumbuhan menjauhi rangsang disebut taksis negatif. Berdasarkan jenis rangsang mempengaruhinya gerak taksis dapat dibagi menjadi:
  1. Fototaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuah karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh: gerak kloroplas ke sisi sel yang memperoleh cahaya dan gerak spora kembara ke tempat yang bercahaya.
  2. Kemotaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia. Contoh: gerak sel spermatozoid tumbuhan lumut karena pengaruh zat gula atau protein yang dihasilkan oleh arkegonium agar sel telur (ovum) yang diproduksi dapat dibuahi oleh sel spermatozoid.
C. Gerak Higroskopis.
Gerak higroskopis, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Contoh:
  1. Gerak membukanya sporangium (kotak spora) tumbuhan paku sebagai akibat berkerutnya sel-sel anulus.
  2. Pecahnya polong buah lamtoro, polong buah jarak dan polong buah kembang merak karena perubahan kadar air dalam sel.
Baca SelengkapnyaGerak Pada Tumbuhan (Iritabilitas)
mjumani, Updated at: Juli 31, 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN

Pengertian Strategi Pembelejaran
Strategi Pembelajaran adalah garis besar haluan bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam arti ilmu dan kiat didalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(T,Raka Joni,1992/1993,13).
Strategi Pembelajaran adalah metode dalam arti luas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengayaan, dan remedial yaitu memilih dan menentukan perubahan perilaku, pendekatan prosedur, metode, teknik, dan norma-norma atau batas-batas keberhasilan. 

Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran,
Agar dapat merancang serta melaksanakan strategi pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan unsur-unsur strategi dasar atau tahapan langkah sebagai berikut:
  1. Menetapkan spesifikasi dari kualifikasi perubahan perilaku, Tujuan selalu dijadikan acuan dasar dalam merancang dan melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam arti mengarah kepada perubahan perilaku tertentu dan operasional dalam arti dapat diukur.
  2. Memilih pendekatan pembelajar, suatu cara pandang dalam menyampaikan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus dipertimbang dan dipilih jalan pendekatan utama yang dipandang paling ampuh, paling tepat, dan paling efektif guna mencapai tujuan.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran.

  • Metode Pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan bahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • TeknikPembelajaran merupakan cara untuk melaksanakan metode dengan sarana penunjang pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kecepatan dan ketepatan belajar untuk mencapai tujuan.

4. Merancang Penilaian
5. Merancang Remedial
6. Merancang Pengayaan
C. Macam-Macam Strategi.
Secara umum strategi pembelajaran dibagi menjadi tiga:
1. Strategi Indukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang memulai dari hal-hal yang khusus barulah menuju hal yang umum.
2. Strategi Dedukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang umum menuju hal-hal yang khusus
3. Strategi campuran adalah gabungan dari strategi indukatif dan dedukatif. Adapula strategi regresif yaitu strategi pembelajaran yang memakai titik tolak jaman sekarang untuk kemudian menelusuri balik (kebelakang) ke masa lampau yang merupakan latar belakang dari perkembangan kontemporer tersebut (Widj,1989:36)
Menurut Gagne dalam (Winkel, 1989, 169-240) mengemukakan ada lima pendekatan yang diistilahkan dengan proses atau jalur belajar yaitu: 1. informasi verbal, 2. kemahiran intlektual, 3. pengaturan kegiatan kognitif, 4. keterampilan motorik dan 5. sikap.

JENIS-JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Ada 4 pendekatan Pembelajaran yang di kemukakan diantaranya:
1. Pendekatan Informasi,
Pendekatan ini menitikberatkan pada cara memperkuat dorongan internal peserta didik untuk memahami dunia ini dengan menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya dengan mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Yang termasuk pendekatan informasi, adalah:
a. Pendekatan Berpikir Induktif,
b. Pendekatan Latihan Inkuiri,
c. Pendekatan Pencapaian Konsep,
d. Pendekatan Pengembangan Kognitif atau Intlektual
e. Pendekatan Pemandu Awal (Advance Organizer)
f. Pendekatan Memory,
2. Pendekatan Personal.
3. Pendekatan Interaksi Sosial,
a. Pendekatam Investigasi Kelompok (Group Investigation)
b. Pendekatan Latihan Laboratoris (Laboratory Training),
c. Pendekatan Penelitian Yurisprodensi (Jurisprudential In-quiri),
d. Pendekatan Penelitian Sosial (Sosial Science Inquiri)
4. Pendekatan Sistem Perilaku (Behavioral System)
Pendekatan ini meliputi sekelompok pendekatan pembelajaran yang beranjak dari teori-teori belajar sosial. Pendekatan ini juga dikenal dengan pendekatan modifikasi perilaku (behavioral modification), terapi perilaku (behavioral therapy), dan sibernetika (cybernetics).
Dasar pikiran pendekatan ini berorientasi pada sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri, yang memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan tugas-tugas yang dijalankan sebaik-baiknya. Tujuan pendekatan ini adalah mengubah perilaku nyata yang nampak.
Perubahan perilaku didasarkan pada prinsip stimulus-respon, yang termasuk kategori pendekatan sistem perilaku adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan Belajar Tuntas (master learning) dan Pengajaran Langsung (Direct Instruction),
Penerapan yang paling umum dari sistem perilaku untuk mencapai tujuan tujuan akademis, mengambil bentuk belajar tuntas (mastery learning) dan pengajaran langsung (direct instruction) memiliki ciri-ciri yang serupa dengan pengajaran berprogram (programmed instruction) yang dikembangkan oleh Skinner, yaitu:
1. Bahan-bahan yang akan dikaji terbagi dalam bentuk unit, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Bahan-bahan yang disajikan kepada peserta didik diorganisasikan secara perseorangan dengan menggunakan berbagai media.
3. Proses belajar dilakukan oleh peserta didik secara bertahap menurut kecepatan masing-masing dengan melalui unit-unit pembelajaran itu, yang kemudian diberikan tes untuk menguji keberhasilannya.
4. Jika seseorang peserta didik ternyata belum dapat menguasai unit itu, maka ia dapat mengulanginya sampai dapat menguasai tujuan unit dengan baik.

b. Pendekatan Belajar Kontrol Diri (learning self control)
Skinner, bapak teori pengolahan perilaku dalam konsepnya tentang operant conditioning, telah memberikan sumbangan yang besar dan luas dalam pendekatan ini. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didki dalam berperilaku di berbagai kelompok sosial.
Pendekatan belajar control/pengawasan diri bertolak dari keyakinan bahwa perilaku peserta didik merupakan hasil belajar (learned). Karena itu peserta didik harus diberi kemudahan untuk belajar bagaimana bertanggung jawab secara moral atas lingkungan personal dan sosial memahami dirinya secara utuh.

Pendekatan ini digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan menghindarkan peserta didik dari keengganan untuk melibatkan diri dalam kesempatan belajar yang tersedia secara umum. Peserta didik yang suka mengganggu temannya, dapat belajar secara lebih produktif untuk berhubungan dengan temannya. Kemudian peserta didik yang memiliki rasa takut terhadap mata pelajaran tertentu, dapat belajar bagaimana menghilangkan rasa takut itu dengan membangun perasaan yang tegar (affirmatif). 

c. Pendekatan Latihan Keterampilan dan Pengembangan Konsep (Training for Skills and Concept Development)
Ada dua macam pendekatan yang dikembangkan atas dasar pemikiran teori sibernetika mengenai perilaku kelompok, yaitu: pendekatan teori ke praktik dan simulasi.
Pendekatan teori ke praktik, memadukan suatu keterampilan dengan penampilan, praktik, umpan balik dan latihan sampai dengan tahap dikuasainya keterampilan itu. Misal, jika ketrampilan sosial yang menjadi tujuan, dimulai dengan menjelaskan ketrampilan itu dan mendemonstrasikan cara penggunaannya. Kemudian diberi latihan dengan pemberian koreksi sebagai umpan balik dan selanjutnya peserta didik menerapkannya dengan bimbingan teman atau gurunya.
Pendekatan simulasi, dirancang dari gambaran mengenai kehidupan nyata sehari-hari. Suasana yang mirip dengan lingkungan yang sebenarnya sengaja diciptakan sebagai situasi belajar, atau dengan cara membangun alat tiruan sebagai simulator. Dalam pendekatan ini nampak jelas proses pencapaian tujuan simulasi dan bergerak secara nyata sampai tujuan itu dikuasai. 

d. Pendekatan Latihan Asertif (Assertive Training)
Tujuan dari pendekatan ini adalah terciptanya komunikasi yang integratif dan jujur. Karena itu pendekatan ini beranjak dari masalah-masalah komunikasi. Peserta didik didorong melakukan komunikasi dengan orang lain mengenai perasaan dan tujuannya. Mereka tetap dapat menjaga perasaan orang lain itu, sehingga tidak merasa tersinggung.
Pendekatan ini dapat dipakai untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan etis dalam berbagai tingkat kelas.Untuk dapat memilih sekaligus menetapkan pendekatan pembelajaran yang diuraikan di atas dengan cermat dan tepat, maka harus dipahami karakteristiknya masing-masing secara utuh. Disamping memperhatikan, tujuan pembelajaran, bahan keilmuan/ pembelajaran dan karakteristik peserta didik terutam kemampuan intelektualnya.Karena dalam proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran tidak ada satupun pendekatan pembelajaran yang dapat diandalkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang serba manjur. Sehubungan dengan itu maka pengalaman para guru dalam menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran selama proses pembelajaran, akan memungkinkan para guru lebih inovatif dan adaptif terhadap pendekatan pembelajaran tertentu.
Dari pendekatan pembelajaran yang dipilih untuk menyajikan suatu bahan pembelajaran itulah keragaman metode pembelajaran akan ditentukan. Dengan keragaman metode pembelajaran yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran, maka akan nampak kegiatan belajar (learning activities) yang beragam dilakukan oleh peserta didik. Dengan kegiatan belajar yang beragam ini dimungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar (learning experiences) yang banyak macamnya.Kondisi proses pembelajaran yang demikian itu, baik langsung maupun tidak langsung para Guru benar-benar telah memperhatikan peserta didiknya tanpa kecuali (Saripuddin, 1989:132-146).


Pustaka:
1. Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang Proyek Pusat pengambangan Penataran Guru IOS dan PMP Malang, 1998/1999.
2. Melvin L. Siberman,1996, Active Learning: strategies to Teach Any Subject, Ally &Bacon, Simon &Schuster Company Needham Heights, Massachusetts.
3. Prof.Dr.S.Nasution.MA., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982.
4. Prof.Dr.S.Nasution, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Praktek Keguruan, 1974.
5. Hambali, Metodologi Pembelajaran.
Baca SelengkapnyaSTRATEGI PEMBELAJARAN
mjumani, Updated at: Juli 31, 2009

Jumat, 24 Juli 2009

Cagar Alam Pulau Kaget

Cagar Alam Pulau Kaget
Kalimantan Selatan memiliki cukup banyak objek wisata yang sudah dikenal tidak hanya oleh wisatawan local, tetapi juga wistawan mancanegara. Namun saying upaya-upaya untuk mempromosikan objek-objek wisata Kalimantan Selatan ini masih belum optimal. Padahal Kalimantan Selatan memiliki banyaki daerah-daerah yang berpotensi tapi masih belum di maksimalkan. Bahkan beberapa objek wisata terkesan kurang dikelola dengan baik yang terlihat dari sepinya turis baikda ri dalam maupun luar negri. Sebagai contoh, Loksado dulunya merupakan objek wisata favorit wisatawan baik dalam maupun luar negri saat berkunjung ke Kalimantan Selatan selain objek-objek wisata lainnya seperti pasar terapung, pulau pinus, pantai batakan, pulau kaget, pantai gedambaan, pulau kembang, dan pagatan (tempat pesta pantai berlangsung). Bahkan dalam tahun-tahun terkahir telah ada upaya memperkenalkan objek-objek wisata baru misalnya lembah kahung.
Salah satu objek wisata yang sangat penting tidak hanya dari segi pariwisata, tetapi juga identitas daerah dan merupakan tempat fauna endemik yang berharga dimata dunia yaitu cagar alam Pulau Kaget. Di cagar alam ini terdapat satwa maskot kalimantan selatan yang pada tahun 1990, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkannya sebagai satwa maskot atau satwa identitas provinsi berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan No. 29, tanggal 16 Januari 1990 dan mendapat persetujuan dari DPRD Tingkat I Kalimantan Selatan yang dituangkan dalam persetujuan DPRD No. 162/112/DPRD, tanggal 28 Maret 1990.

Bekantan di habitatnya
Cagar alam Pulau kaget ini tidak hanya menarik bagi wisatawan tetapi juga para peneliti dari seluruh dunia terutama yang tertaik pada dunia hewan. Sebab bekantan adalah salah satu satwa endemik dan hanya terdapat di pulau kalimantan. Dalam acara national Geographic pernah beberapa kali didukumentasikan perjalanan kepulau kaget untuk mempelajari tingkah laku bekantan. Hanya saja di dalam film dokumenter tersebut yang disebutkan bukanlah pulau kaget ataupun kalimantan selatan melainkan Borneo.
Oleh karena itu sangat disayangkan penebangan liar dan pencemaran lingkungan yang menyebabkan kondisi alam pulau ini cukup kritis. Misalnya saja salah satu jenis pohon yang kondisinya semakin kritis adalah pohon Rambai Padi (Sonneratia caseolaris) yang merupakan sumber makanan bagi Bekantan, sehingga menyebabkan jumlah populasi satwa ini semakin menurun.
Baca SelengkapnyaCagar Alam Pulau Kaget
mjumani, Updated at: Juli 24, 2009

Zoologi Vertebrata

Zoologi Vertebrata
Contoh laporan praktikum Morfologi Dan Topografi Aves
Topik : Morfologi dan topografi aves.
Tujuan : Mengenal bentuk luar (morfologi) dengan alat-alat dalam (topografi) aves
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Alat bedah.
2. Papan section.
3. Alat tulis dan gambar.
Bahan : 1. Ayam.
II. CARA KERJA
1. Morfologi aves.
a. Meletakkan ayam pada baki sambil mengikatnya.
b. Menggambar morfologi ayam dan struktur bulu dari ayam.
2. Anatomi aves.
a. Melakukan penyembelihan ayam.
b. Mensectio dari dada menuju ke kloaka dan rostrum.
c. Mengamati alat-alat dalam yang terlihat dan cavum orisnya.
d. Menggambar alat-alat dalam dan memberi keterangan.
III. TEORI DASAR
Aves merupakan kelompok vertebrata yang hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu. Tubuh aves dibedakan atas paruh, kepala, leher, badan, sayap, tangkai dan ekor.
Bulu pada aves dibedakan atas :
a. plumulae.
b. filoplumae.
Warna bulu aves terbagi 2 golongan :
a. Warna bulu yang disebabkan oleh biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, yaitu bulu dengan warna merah, jingga, kuning, hitam, kelabu, coklat dan hijau.
b. Warna bulu yang disebabkan oleh adanya elemen fisik, yaitu bulu dengan warna putih, biru dan gemerlapan.
Paruh aves mempunyai ciri-ciri :
- panjang - lurus - pipih datar
- pendek - bergigi
- berkait - berkantung leher
Sayap aves mempunyai beberapa ciri-ciri :
- panjang - bulat
- pendek - runcing
Pada aves terdapat tarsometatarsus dengan ciri-ciri :
- scutellata - serata
- reticulata - boated
Jari pada aves ada yang rata/ datar dan ada yang terangkat, sedangkan cakarnya ada yang runcing dan ada yang obtuse. Kaki aves dibedakan 3 tipe yaitu :
a. Tipe bertengger, terbagi atas :
- passerine
- zygodactyla
b. Tipe berjalan.
c. Tipe berenang, yaitu palmate dan totipalmata.
Bulu ekor (rectriches) mempunyai beberapa ciri yaitu :
- panjang - bulat
- pendek - rata
- runcing dan membentuk garpu.
Alat-alat dalam (organ) pada aves membentuk sistem organ, yaitu :
1. Sistem cardiovasculare, terdiri atas :
a. Cor
- relatif besar - terletak di linea lateralis
- berbentuk kerucut - beruang 4
b. Pembuluh darah, terdiri atas :
- arteri - kapiler - vena
2. Sistem digestorium, terbagi atas :
a. Trachus digestivus,
- rostrum - proventriculus
- cavum oris - ventriculus
- pharynx - intestinum tenue
- esophagus - intestinum erassum
- ingluvies
b. Glandula digestonia,
- glandula salivales
- hepar (pada collumba livia tidak mempunyai vesica fellea)
- pancreas
3. Sistem urogenitale, terbagi atas :
a. Organa uropoetica
- ren - kloaka
- ureter (aves tidak memiliki vesica urinaria)
b. Organa genitalia
- organa genitalia jantan yaitu testis
- organa genitalia betina yaitu ovarium
4. Sistem respiratorium, terdiri atas :
- nares - pulmo
- larynx - syrinx
- trachea - saccus pneumaticus
IV. HASIL PENGAMATAN
V. ANALISA DATA
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Super classis : Tetrapoda
Classis : Aves
Sub classis : Neornithes
Super ordo : Palaeognathes
Ordo : Galliformes
Familia : Gallidae
Genus : Gallus
Species : Gallus gallus


1. Morfologi ayam.
Tubuh ayam dapat dibedakan atas :
1. Caput (kepala).
Pada caput terdapat alat-alat berikut :
· Rostrum (paruh), terbentuk dari maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedangkan sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
· Nares (lubang hidung), terdapat dibagian lateral dari paruh bagian atas, nares interna pada sebelah dalam dan nares eksterna pada sebeleh luar.
· Cera, merupakan suatu tonjolan kulit yang lemah dan terdapat pada rostum bagian atas.
· Organon visus (alat penglihat), pada ayam relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Iris berwarna kuning atau jingga kemerah-merahan, sedangkan pupil jika dibandingkan dengan besarnya mata relatif besar. Pada sudut medila mata terdapat membrana nictitans yang dapat ditarik untuk menutupi mata.
· Porus acusticus externus (lubang telinga luar), terletak di sebeleh dorso-caudal mata, sedangkan membrana tymphani yang terdapat disebelah dalamnya untuk menangkap getaran suara.
2. Cervix (leher).
Pada ayam, leher ini biasanya panjang.
3. Truncus (badan).
Truncus pada ayam dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu dari hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel dan berguna sebagai pembungkus tubuh yang sangat resisten.
Pada uropygium berpangkal bulu-bulu ekor, sedangkan pada facies dorsalis uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak, minyak ini berguna untuk meminyaki bulu-bulunya dan kelenjar minyak disebut glandula uropyglalis.
4. Caudal (ekor).
Ayam mempunyai bulu-bulu ekor yang berpangkal di uropygium.
5. Extremitas / membran liberi.
· Extremitas anterior.
Berupa ala (sayap) yang skeletonnya terdiri atas humerus (lengan atas), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta) dan ossa carpalia (tulang pergelangan tangan). Pada aves tinggal 2 buah, yaitu os scaphoideum yang menempel pada radius dan os cunieforme menempel pada ulna.
Persatuan antara ossa carpalia (tulang pergelangan tangan) dengan ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) sebagai tempat melekatnya digiti yang ada 3 yaitu jari I, II, III yang nomor-nomornya sesuai dengan banyaknya ruas jari (phalanges) yang ada.
· Extremitas posterior.
Terdiri atas femur, patella, crus yang terdiri fibula yang pendek dan tibio-tarsus yang merupakan persatuan dari tulang tibia dan tarsalia. Pes (tulang cakar) terdiri atas meta-tarsus dan digiti yang mempunyai ruas phalanx (jari-jari). Pada ujung jari terdapat falcula yaitu kuku untuk mencakar, 4 jari itu ada 3 yang mengarah ke muka dan 1 yang mengarah ke belakang.
2. Cavum oris ayam (rongga mulut).
· Maxilla (rahang atas).
Di sini tidak ada gigi, nares posteriors (yang menghubungkan rongga mulut dengan rongga hidung), fissura choanae secundaria, ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii, tunggal dan letaknya di medial. Pada palatum terdapat lipatan-lipatan crista marginalis dan plica palatini.
· Mandibula (rahang bawah).
Terdapat aditus laryngis, lingua yang sempit, panjang dan dilapisi oleh lapisan tanduk.
3. Struktur anatomi bulu ayam.
Bulu-bulu ini berfungsi untuk melindungi kulit terhadap cuaca yang tidak cocok dan untuk terbang. Menurut stuktur anatomisnya ada 3 bulu yaitu :
  1. Plumae (contour-feathers).
Terdiri atas bagian-bagian :
Calamus (quill) adalah tangkai bulu.
Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari vexillum dan di dalamnya tidak berongga.
Umbilicus inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
Umbilicus superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu muda tadi.
Vexillum (vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis, tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae terbagi atas :
- barbulae yang distal, menuju ke arah ujung bulu/ distal, mempunyai kait-kait (radioli) untuk mengait barbulae yang proximal.
- barbulae yang proximal, menuju ke arah pangkal bulu/ proximal.
  1. Plumulae (down-feather)
Biasanya terdapat pada ayam yang masih muda, atau yang sedang mengerami telurnya. Plumulae mempunyai bagian-bagian seperti calamus pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang dan fleksibel, serta barbulaeyang pendek.
  1. Filoplumae (hair-feather).
Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang ujungnya bercabang-cabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang jarang di seluruh tubuh, mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa barbae.
4. Anatomi ayam.
Ayam memiliki alat-alat dalam seperti cor, esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, caecum, rectum, hepar, pancreas, ren, pulmo, trachea yang membentuk sistem organ diantaranya :
a. Sistem Cardiovasculare.
Sentralnya adalah cor yang ada di linea mediana, yang berbentuk kerucut, dibungkus oleh oleh pericardium. Pada aves tidak ada sinus venosus, pembuluh darahnya adalah venae dan arteriae yang keluar dari ventriculum sebanyak 3 buah yaitu :
- arteri anonima sinistra menuju ke kiri.
- arteri anonima dextra menuju ke kanan.
Masing-masing arteri anonima bercabang menjadi arteri carotis communis yang menuju ke kepala, arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis mayor, arteri sublavia yang menuju ke ketiak menjadi arteri axillaris dan yang menuju ke anggota muka menjadi arteri branchialis.
- aorta, merupakan sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae itu melingkari bronchus dextrum lalu membelok ke caudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventriculum dextrum yang keluar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah menjadi ramus dextrum menuju ke pulmo kanan dan ramus sinistrum menuju ke pulmo kiri.
b. Sistem Digestorium.
Terbagi atas :
Trachus digestivus.
Terdiri atas cavum oris yang di dalamnya ada lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk, pharynx yang pendek, esophagus yang panjang dan melebar menjadi ingluvies (tembolok) sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan.
Dari ingluvies masuk dalam proventriculus/ lambung kelenjar yang menghasilkan cairan lambung (asam), ventriculus yang berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras di sebelah dalam dan menghasilkan sekresi, intestinum yang terbagi atas bagian haluys dan bagian akhir adalah rectum, lalu kloaka dan yang terakhir adalah anus.
Glandulae digestoria.
Terdiri atas glandulae buccalis/ glandulae salivales (kelenjar ludah). Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan yang relatif besar, berwarna merah coklat dengan beberapa lobus, yaitu lobus dexter dan sinister, tiap lobus memiliki satu ductus hepaticus yang bermuara pada duodenum, vesica fellea sebagai penampung billus (empedu). Pancreas terletak antara pars ascendens dan pars descendens doudeni. Biasanya mempunyai 3 saluran yang bermuara pada pars ascendens doudeni.
c. Sistem urogenital.
Terdiri atas organa uropoetica dan organa genitalia, yaitu :
· Organa uropoetica terdiri atas :
- ren (metanephros), berjumlah sepasang dan masing-masing terdiri atas 3 lobi.
- ureter, berjumlah sepasang, menuju ke caudal dan bermuara langsung dalam kloaka.
- kloaka adalah suatu ruangan yang tunggal, dimana bermuara saluran-saluran kelamin, kencing dan makanan.
- bursa fabricli, terletak pada dinding kloaka sebelah dorsal, tunggal, besar dan makin mengecil untuk kemudian manghilang sama sekali.
· Organa genitalia, terdiri atas :
- ovarium, hanya yang sebelah kiri saja.
- oviduct (saluran telur), merupakan saluran lurus yang bermuara pada kloaka.
d. Sistem respiratorium.
Bagian-bagiannya adalah :
- nares (lubang hidung), berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
- nares posteriores, meruapakan lubang pada palatum.
- larynx, terdiri atas tulang rawan, membatasi suatu ruangan yang disebut glottis, dihubungkan dengan rongga mulut dengan perantaran celah yang disebut rima glottidis.
- trachea, berupa suatu pipa, mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis, tersusun sepanjang trachea tadi ke arah caudal lalu bercabang menjadi bronchus dexter dan sinister dimana tempat percabangannya disebut bifurcatia trachea.
- pulmo, berjumlah sepasang, relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit dan melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo dibungkus oleh selaput yang disebut pieura.
- syrinx (alat suara), terdapat pada bifurcation tracheae, tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus branchialis yang paling cranial.
VI. KESIMPULAN
1. Berdasarkan morfologinya, tubuh ayam terbagi atas caput, cervix, truncus, cauda dan sepasang extremitas yaitu extremitas anterior (sayap) dan extremitas posterior (kaki).
2. Cavum oris ayam terdiri dari maxilla dan mandibula.
3. Bulu pada ayam terbagi 3 macam, yaitu :
- plumae : calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus posterior dan vexillum.
- plumulae : calamus, rachis, barbae dan barbulae.
- filoplumae.
4. Berdasarkan anatomi ayam, terdapat beberapa sistem organ, yaitu :
- sistem cardiovaskuler : cor dan pembuluh darah.
- sistem digestorium : rostrum, cavum oris, pharynx, esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue dan crassum, hepar, pankreas dan glandula salivales.
- sistem urogenital : ren, ureter, kloaka dan ovarium.
- sistem respiratorium : nares, larynx, trachea, pulmo, syrinx dan saccus pneumaticus.

VII. DAFTAR PUSTAKA
Naparin, Akhmad.2004. Penuntun Praktikum Zoologi Vertebrata.
FKIP UNLAM Banjarmasin
Suryowijayan, Soeharto.1985. Pengantar Praktikum Zoologi Vertebrata. Yogyakarta : UGM
Baca SelengkapnyaZoologi Vertebrata
mjumani, Updated at: Juli 24, 2009
 

mjumanion