Minggu, 30 November 2008

Strategi menangkap reptil dengan pancing

Menangkap kadal dengan Teknik Pancing

Bagi mahasiswa biologi pada beberapa mata kuliah hewan di sertai praktikum yang memerlukan bahan yang terkadang sulit di peroleh. Salah satu praktikum mata kuliah zoologi vertebrata misalnya pada topik reptilia memerlukan bahan berupa kadal dan cicak.
Pemenuhan bahan ini dapat dengan cara membeli/memesan atau dapat menangkap sendiri di alam. Menangkap kadal bisa sangat mudah namun bisa sangat sulit jika tidak tahu teknik-tekniknya. Berikut di berikan penjelasan teknik “mengkap kadal dengan teknik pancing” yang merupakan teknik pengembangan khusus dari pengalaman saya.
1. Persiapan


  1. Pada tahap persiapan yang di perlukan adalah 
  2. Benang (nilon) seperlunya 1-2 meter 
  3. Kail (kawat pancing) kuran 8 atau 9 tergantung jenis kadal yang akan di pancing 
  4. Umpan ( bisa belalang, umpan pancing ikan, kue),
  5. kantong plastik atau tempat kadal 
  6. Pancingan ( Sebatang bambu kecil atau jenis perupuk atau ranting ),




2. Cara penangkapan




  1.  Cari tempat yang biasa terdapat kadal 
  2.  Berjalanlah perlahan-lahan, sampai menemukan kadal
  3.  Jika telah ketemu pancing kadal dengan mendekatkan umpat pada pancingan ke sekitar mulutnya, gerak-gerakan seolah-olah serangga yang sedang terbang.
  4. Jika telah di telan angkat dengan agak keras, kemudian lepaskan kail dari mulut kadal 
  5. Cuci kail jika terdapat darah bekas tangkapan sebelumnya karena kadal yang lebih kecil akan 
  6. menghindar jika ada bekas darah tangkapan yang lebih besar.




3. Menjaga tangkapan

Jika ingin tangkapan tetap hidup sebaiknya menyiapkan tali/ karet gelang serta sedotan dan kantong plastik gula. Ketika di dapatkan kadal maka masukan kedalam kantong plastik, kemudian masukan sedotan dan ikat kantong plastik yang telah dimasukan sedotan tadi dengan tali atau karet gelang. Fungsi sedotan agar udara luar masih bisa bertukar dengan udara di dalam.





Baca SelengkapnyaStrategi menangkap reptil dengan pancing
mjumani, Updated at: November 30, 2008

Teknik Menangkap Cicak

Menangkap Cicak Dengan “jupi trap”

Cara menangkap cecak atau cicak - Jika sebelumnya telah di bahas cara menangkap kadal dengan teknik pancing maka kali ini akan di jelaskan cara menangkap cicak dengan teknik “Jupi Trap” yang di kembangkan tahun 2006 oleh saya sendiri hehe .
perangkap cecak
Perangkap untuk menangkap cecak

Seperti halnya kadal, dalam perkuliahan jurusan IPA khususnya biologi cicak juga merupakan salah satu hewan yang biasa di gunakan sebagai objek untuk mewakili golongan reptilia. Jika dibandingkan dengan menangkap kadal, cicak relatif lebih susah jika diinginkan tangkapan hidup dan utuh (ekor tidak putus). Karena biasanya di temukan di dinding-dinding maka sulit menggunakan pancing maka alternatif lain ialah dengan cara kejar-kejaran.
Jupi Trap
Cecak atau cicak sudah mendekati Perangkap

Dengan teknik Jupi Trap menangkap cicak akan lebih mudah dan hemat tenaga selain itu tangkapan akan tetap utuh dan tetap hidup. Teknik ini mungkin akan terdengar lucu atau aneh namun saya telah mengujinya sering kali, jika di lakukan dengan benar maka saya yakin anda jga akan berhasil.

Penasaran apa itu Jupi Trap ?

Berikut penjelasannya !

Teknik “Jupi Trap” ane sendiri nih yang kasih nama dari pada gak ada namanya. adalah teknik yang menggunakan perangkap dari gelas yang berisi sisa ampas seduhan kopi ataupun teh yang telah di beri gula pasir. Atau lebih mudahnya sisa secangkir kopi atau teh manis yang biasa kita minum. Untuk membuat perangkapnya cukup sediakan gelas kaca atau toples yang permukaannya tidak berlekuk dan juga terbuat dari kaca. Kemudian masukan sisa kopi tadi kira-kira setinggi 1-2 cm. Lalu letakan di sudut ruangan yang dindingnya biasnya terdapat cecak, usahakan jauh dari keramaian. Tinggalkan dan periksa 3-5 jam sekali. Jika berhasil maka akan ada cicak yang terperangkap kemudian tinggal di pindahkan ketempat yang di sediakan, trap masih bisa di gunakan jika kopi yang ada didasar gelas tidak kering.

Perlu di perhatikan, jangan terlalu lama meninggalkan trap karena cicak yang terperangkap akan mati karena resapan air kopi akan masuk ketubuh cicak. Untuk menghemat waktu dapat gunakan lebih satu trap.

Jika masih belum berhasil maka coba cek lagi prosedurnya sudah benar atau ada yang kurang, dan cek penempatan trap mungkin terlalu ramai atau tidak ada cicak di sekitar trap. Biasanya cecak yang sering terperangkap adalah jenis cecak yang sering tinggal di dinding-dinding rumah atau sering di sebut "cecak gula" atau Gehyra mutilata.

Oh ya saran buat kamu, jangan gunakan gelas yang masih bagus atau masih di pake yah ntar pas minum kebayang ada cicak kan bahaya hehe.. share and like yah makasih...




Selamat mencoba .....
Baca SelengkapnyaTeknik Menangkap Cicak
mjumani, Updated at: November 30, 2008

Senin, 24 November 2008

Bu Muslimah indonesia

Bu Muslimah-Bu Muslimah Indonesia

Daya pikat film “Laskar Pelangi” masih sangat terasa, di kota maupun di desa-desa film yang mengguggah hati penonton ini masih menjadi pembicaraan yang tiada pernah menjenuhkan. Salah satu daya pikatnya adalah kegigihan sang guru ajar laskar pelangi yaitu bu Muslimah. Di film ini tergambar seorang guru yang benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa.
Beberapa waktu lalu saya bersama tim berkunjung ke salah satu desa di Kalimantan Selatan. Perjalanan itu lah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini. Karena kunjungan kami berlangsung kurang lenih 3 hari maka kami sempat mengamati keadaan desa yang kami tersebut, termasuk segi pendidikannya . Nah, disinilah saya teringat akan Film Laskar Pelangi yaitu peran bu Muslimah.
Ternyata bu Muslimah di Film Laskar Pelangi itu tidak hanya ada di film melainkan banyak tersebar di Indonesia termauk di Kalimantan Selatan. Kehidupan seorang guru yang di tempatkan di pedalaman memerlukan tekat dan perjuangan yang besar. Meskipun di desa yang kami kunjungi tidak se terpencil seting film Laskar Pelangi namun tentunya ini sudah menggambarkan bagaimana sulitnya menjadi seorang guru di di pelosok.
Kehidupan siswanya yang sangat jauh dengan siswa-siswa di kota, berangkat hanya dengan sendal bahkan tanpa alas kaki menjadi pemandangan sehari-hari. Tidak sedikit yang berjalan puluhan kilometer setiap harinya untuk merasakan yang namanya bangku pendidikan.
Sebagai calon guru saya sendiri merasakan betapa beratnya menjadi pendidik di kota apalagi di desa terpencil. Mungkin inilah yang dirasakan semua tenaga-tenaga pengajar sehingga mereka berlomba-lomba untuk mencari peluang di tempatkan di daerah yang tidak jauh dari pusat kota.
Saya salut kepada Bu Muslimah-Bu Muslimah Indonesia, semoga perjuangan kalian adalah awal bagi majunya Indonesia dan semoga Indonesia memberikan dukungan yang lebih dari apa yang telah kalian berikan.
Baca SelengkapnyaBu Muslimah indonesia
mjumani, Updated at: November 24, 2008
 

mjumanion