Jumat, 30 Januari 2009

Nutrisi Tumbuhan

UNSUR-UNSUR KIMIA YANG DIPERLUKAN TUMBUHAN, PERANAN DAN FUNGSINYA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar (Program Akhir Tahun)

OLEH :
AGUSTINA RAHMAH


NUTRIEN  DAN KEPENTINGANNYA KEPADA TANAMAN
Jenis dan fungsi nutrien tanaman
Tanaman memerlukan sumber nutrisi agar bisa tumbuh subur dan mnghasilkan produk yang berkualitas untuk digunakan makhluk hidup lainnya.  Nutrisi tanaman terbagi dalam dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien.

MAKRONUTRIEN
     Makronutrien merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak. Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan unsur sekunder.
     Elemen makronutrien yang tergolong di dalam unsur  utama ialah Karbon (C), Hidrogen (H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N) , Fosforus(P)  dan Kalium(K).
     Unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen cukup mudah diperoleh tanaman melalui udara dan air. Unsur-unsur nitrogen, fosfordan kalium  biasanya diberikan kepada tanaman melalui pemupukan. Setiap unsur ini mempunyai peranan tersendiri dalam kegiatan hidup suatu tanaman.

 NITROGEN (N)
 Kepentingan
Memberikan warna 'hijau' kepada tumbuhan melalui pembentukan klorofil.
Membantu dalam pembentukan asam amino (protein) dan enzim-enzim di dalam sel-sel tumbuhan.
Pertumbuhan tanaman
Kesan kekurangan
Daun akan menjadi kuning
Daun di bawah akan gugur
Pertumbuhan pokok menjadi lambat
  Nitrogen amat mudah larut di dalam air. Oleh karena itu penyiraman yang berlebihan akan memudahkan unsur ini hilang dengan cepat sebelum mencapai akar tumbuhan atau penyerapan melalui daun. Pemberian pupuk yang mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi akan meyebabkan kesan terbakar pada bagian vital tumbuhan yang tidak akan mengeluarkan hasil  (bunga atau buah).
 FOSFORUS (P)
 Kepentingan
Merangsang pertumbuhan akar
Merangsang pemekaran bunga
Membantu di dalam  menguatkan sistem pertahanan utama.

Kekurangan
Pertumbuhan terhambat
Warna daun  menjadi hijau tua
Akar pokok terhambat dan menjadi kecil
Buah lambat untuk matang dan masak

KALIUM (K)
Kepentingan
Untuk pembungaan dan pembuahan
Sistem pertahanan tanaman
Membantu proses kimia seperti proses pengeluaran karbohidrat, gula, protein dan enzim enzim yang diperlukan oleh pokok untuk hidup dengan subur.
Mengatur kadar air
Kesan kekurangan
Proses sintesis protein terhambat
Daun menguning dan ujung mengekerut dan di tepi daun layu dan mati
Pertumbuhan terhambat

KALSIUM (Ca)
 Kepentingan
Sangat diperlukan untuk pertumbuhan meristem pucuk dan akar.
Berperan di dalam pembentukan dinding sel tumbuhan.
Diperlukan di dalam proses fotosintesis.
mengaktifkan enzim di dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan protein dan asam amino.
Berperanan di dalam pembagian sel dan pertumbuhan tanaman dengan membantu penyebaran gula di jaringan.
Membantu proses mematangkan stem
Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
Mengatur penutupan dan pembukaan lubang stomata
Memperbaiki tekstur buah.
kekurangan
Pertumbuhan terhambat
Bentuk daun muda tidak seimbang dan tidak subur

MAGNESIUM (Mg)
 Kepentingan
Penting di dalam pembentukan klorofil
Komponen penting di dalam protoplasma tanaman
kekurangan
Terjadi klorosis (daun-daun menguning)
Sebagian daun atau keseluruhan daun mati

SULFUR (S)
Kepentingan
Membantu pembagian sel
Mempercepatkan perkembangan buah
Komponen penting di dalam protoplasma
Kesan kekurangan
Daun muda menguning
Pertumbuhan lambat

MIKRONUTRIEN
MANGAN (Mn)
Kepentingan
Mengaktifkan sesetengah enzim tanaman
Kesan kekurangan
Klorosis
Daun bertotol kuning

BORON (B)
Kepentingan
Diperlukan di dalam penguraian karbohidrat
Kesan kekurangan
Pembentukan bunga terhambat
Pertumbuhan pucuk dan akar terhambat

ZINK (Z)
Kepentingan
Mengaktifkan setengah enzim
Menghindari buah  gugur sebelum matang
Merangsang pengeluaran akar
Kesan kekurangan
Pertumbuhan terbantut

KUPRUM (Cu)
Kepentingan
Komponen di dalam struktur enzim tanaman
Memangkin tindak balas pengoksidaan
Kesan kekurangan
Pertumbuhan tidak normal

MOLIBDENUM (Mo)
Kepentingan
Komponen enzim yang terlibat dalam metabolisme nitrogen
Kesan kekurangan
Pertumbuhan terbantut

BESI (Fe)
Kepentingan
Penting di dalam sintesis klorofil
Sebagai pemangkin di dalam tindak balas kimia tanaman
Kesan Kekurangan
Klorosis pada urat daun

Note : dilakukan perubahan dari bahasa asli seperlunya
Kandungan unsur tersebut dapat ditemukan pada pupuk yang sering digunakan untuk tanaman.
1. Berdasarkan asal : Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mengalami peruraian (dekomposisi) oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lengkap tetapi umumnya dalam kondisi yang tidak tinggi. Sedangkan pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampur berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara tertentu yang tinggi. Contohnya : Urea SP 36, KCl , Grand-S 15 , Tanigro, Grand-K Kalimags dan lain-lain.

2. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya : Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk
Pupuk tunggal mengandung satu jenis unsur hara saja yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Biasanya berupa unsur hara makro primer, walaupun memiliki senyawa pengiring. Contohnya Urea (45% N) SP36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Sementara pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Contohnya Grand-S 15 (15% N, 15% P2O5, 15% K2O), TANIGRO (16% N, 20% P2O5, 0.17% MgO, 0.39% CaO), Kalimags (30% K2O, 10% MgO, 18% S) Grand-K (13% N, 46% K2O, + UH mikro). Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis karena dengan satu kali aplikasi sudah dapat mensuplai beberapa jenis hara baik makro maupun mikro. Berdasrkan jenis hara yang dikandungnya ini, pupuk juga dapat dibedakan menjadi pupuk makro yang mengandung hara makro seperti Urea, TSP dan KCl, serta pupuk mikro yang mengandung hara mikro.

3. Menurut cara aplikasi : Pupuk Akar dan Pupuk Daun
Pupuk akar merupakan pupuk yang diaplikasikan melalui akar, dapat dalam bentuk butiran maupun kristal, contohnya : Urea, Tanigro, Grand-S 15, Kalimags, Grand-K dan lain-lain. Sementara pupuk daun adalah pupuk yang cara aplikasinya lewat daun melalui cara semprot dan dapat dicampur dengan pestisida, contohnya : Mamigro, Gardena, Fitomic dan lain-lain.

4. Berdasarkan cara melepaskan unsur hara : Fast Release dan Slow Release

Jika pupuk Fast Release ditaburkan ke tanah, dalam waktu singkat unsur hara yang dikandungnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahannya , ialah terlalu cepat habis bukan hanya diserap oleh tanaman, tetapi juga karena menguap dan tercuci oleh air. Contohnya : Urea, ZA dan KCl.

Pupuk Slow Release atau sering juga disebut pupuk lepas terkendali akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk Fast Release . Contohnya Grand-K Prill, KaliMagS dan Tanigro. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandungnya dilindungi secara mekanis dan kimiawi. Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan bahan kimia yang aman bagi tanah dan tanaman sehingga bahan pepuk tersebut lepas secara terkendali. Biasanya dari segi harga, jenis pupuk ini lebih mahal dibandingkan pupuk lain, namun kualitas merupakan jaminan.
Efektifitas pemupukan dipengaruhi oleh pemilihan jenis pupuk, pemakaian dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan cara penempatan pupuk.

Dalam pemberian pupuk perlu juga diperhatikan mobilitas (mudah tidaknya berpindah) Unsur Hara. Artinya kita harus mengetahui apakah jenis pupuk yang kita berikan termasuk mengandung unsur hara yang mudah berpindah, tercuci atau menguap.

Phosphor (P) hampir tidak bersifat mobil (mudah berpindah). Akibatnya pupuk P tetap berada di tempat semula (tidak jauh dari tempat pemberian pupuk), sehingga harus diberikan lebih banyak pada pupuk dasar dan usahakan dekat dengan area perakaran. Pemberian pupuk P sebaiknya dengan cara pembuatan tugalan atau larikan disamping tanaman, sebab jika dengan cara penebaran (ditaburkan saja) pemanfaatan pupuk P cenderung tidak efektif. Pupuk Kalium dan Nitrogen cenderung mudah bergerak (mobil) dari tempat asal penebarannya. Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama air. Tidak disarankan memberikan pupuk Kalium dan Nitrogen secara sekaligus atau satu kali apliaksi, karena kemungkinan terjadinya penguapan atau pencucian sangat besar.

Segudang Manfaat Buah Mengkudu Baca Di sini
Baca SelengkapnyaNutrisi Tumbuhan
mjumani, Updated at: Januari 30, 2009

BIOKIMIA LIPIDA

LIPIDA

Oleh : Hadi Wagianoor

I. PENDAHULUAN
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Senyawa yang termasuk dalam lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda. Lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5% - 30%.
Lemak yang kita kenal dalam bentuk padat dan minyak yang kita kenal dalam bentuk cair termasuk dalam senyawa yang disebut lipida. Lemak dan minyak dalam istilah kimia adalah senyawa triacylgliserol. Pemecahan atau hidrolisa triacylgliserol akan menghasilkan senyawa gliserol dan asam lemak. Perbedaan lemak dan minyak terletak pada asam lemak penyusun triacylgliserol. Pada lemak, asam lemaknya sebagian besar adalah asam lemak jenuh, sedangkan pada minyak sebagian besar adalah asam lemak tidak jenuh.
Selain lemak dan minyak, yang termasuk dalam lipida adalah sterol, cholesterol, lilin, phosphogliserida, dan sfingolipida. Semua senyawa yang termasuk dalam lipida dicirikan oleh sifatnya yang tidak larut dalam air

II. BAHASAN
A. Pengertian Lipida
Lipida adalah kelompok dari lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak. Sifat fisika yang dimaksud adalah:
1.Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, atau yang sering disebut “pelarut lemak”.
2.Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3.Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.

B. Fungsi Lipida
Lipida mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
1.Penyusun membran sel.
2.Molekul energi cadangan.
3.Lapisan pelindung pada beberapa sel.
4.Vitamin dan hormon.

C. Penggolongan Lipida
Senyawa lipida dibagi menjadi beberapa golongan. ada beberapa cara penggolongan yang dikenal, yaitu:
1.Bloor membagi lipida kedalam tiga golongan besar, yaitu:
a.Lipida sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contohnya lemak atau gliserin dan lilin.
b.Lipida gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan. Contohnya fosfolipid dan serebrosida.
c.Derivat lipida, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
2.Berdasarkan sifat kimia penting, lipida dibagi dalam dua golongan besar. Yaitu:
a.lipida yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa. Contohnya lemak.
b.lipida yang tidak dapat disabunkan. Contohnya steroid.
3.Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, dibagi menjadi:
a.Asam lemak
b.Lemak
c.Lilin
d.Fosfolipida
e.Sfingolipida
f.Tarpen
g.Sterioda
h.Lipid kompleks

D. Lipida Berdasarkan Kemiripan Struktur Kimianya
berdasarkan kemiripan struktur kimianya, lipida dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a.asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, Berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam lemak ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang.

b.Lemak
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Lemak pada hewan umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan. Sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.

c.Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) disini ialah lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol adalah setil alkohol dan mirisialkohol.

Lilin dapat diperoleh dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Pada tumbuhan terdapat pada epidermis daun, batang, dan buah.

d.Fosfolipida
Fosfolipida atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipida ialah suatu fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida dapat dipandang sebagai derivat asam α fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat antara lain kolin, etanolamina, serin, dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin, dan fosfatidilinositol.
Fosfolipid pada tumbuhan terdapat dalam kedelai. Pada manusia atau hewan terdapat dalam telur, paru-paru, dan jantung.

e.Sfingolipida

Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivat sfingosin atau mempunyai struktur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin. Terdapat dalam memberan sel tumbuhan maupun hewan, dan dalam saraf dan otak. Sfingolipida terdiri dari 3 komponen yaitu: 1 molekul sfingosin, 1 molekul asam lemak, dan 1 kepala polar.

f.Terpen
Tarpen ialah senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa molekul isoprena (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan isoprena.
CH2

H2C = C – CH = CH2
Isoprena

Yang termasuk tarpen antara lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol, dan skualen. Sitral, pinen, dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang berasal dari tumbuhan misalnya minyak mawar. Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon camfer (chinnamomum camphora). Karoten terdapat dalam wortel. Vitamin A dapat diperoleh dari minyak ikan paus.
g.Steroid

Ada sejumlah besar senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat dianggap sebagai derivat perhidrosiklopentanofenantrena, yang terdiri atas 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenatrena dan sebuah cincin siklopentana yang bergabung pada ujung cincin sikloheksana tersebut.


Beberapa senyawa penting yang termasuk golongan steroid akan dibahas berikut ini:
a.Kolesterol
Kolesterol adalah steroid yang terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan syaraf. Apabila dalam konsentrasi tinggi, kolestrol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151 C.

b.Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7 Dehidrokolesterol tetapi berbeda pada rantai sampingnya. Apabila terkena sinar ultra violet juga akan membentuk vitamin D.
CH2 CH2 CH2

CH2 CH-CH = CH –CH – CH CH3

CH2

c.Asam-asam empedu
Cairan empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu yang kemudian dikeluarkan kedalam usus dua belas jari (duodenum) untuk membantu proses pencernaan makanan. Cairan empedu ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang terjadi dari penguraian hemoglobin, asam-asam empedu dalam bentuk garam empedu dan kolesterol. Asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat.
OH CH3

CH = CH2 –CH2 –CH3COOH


Asam kolat

E. Tata Nama Lipida
Rantai atom C ― 28 atomC
Terbanyak 2 ― 18 atom C
Penamaan asam lemak didasarkan pada ∑ atrom C yang menyusun rantai asam lemak.
Secara umum, dari alkana ditambah akhiran OAT. Misalnya: C4 → Butanoat, C6 → Hexanoat, dst.
Untuk asam lemak tak jenuh ditambah kata di untuk 2 buah ikatan rangkap 2, tri untuk 3 buah, dst. Misalnya:

CH3 – (CH2)3 – C = C - (CH2)7 - COOH

H H
Namanya : Sis 9. Tetradekanoat

III. PENUTUP
Kesimpulan
1.Lipida adalah kelompok dari lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak.
2.Lipida mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
a.Penyusun membran sel
b.Molekul energi cadangan
c.Lapisan pelindung pada beberapa sel
d.Vitamin dan hormon
3.Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, dibagi menjadi:
a.Asam lemak
b.Lemak
c.Lilin
d.Fosfolipida
e.Sfingolipida
f.Tarpen
g.Sterioda
h.Lipid kompleks


DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press: Jakarta

http://kompas.com/kompas-cetak/0309/04/ilpeng/53698.htm
Baca SelengkapnyaBIOKIMIA LIPIDA
mjumani, Updated at: Januari 30, 2009

FISIOLOGI TUMBUHAN

FISIOLOGI TUMBUHAN

Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman Kacang Hijau


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu bilogi adalah fisologi yang terbagi menjadi fisologi hewan dan fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan sendiri adalah cabang disiplin ilmu biologi yang mempelajari tentang aktivitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan (sel, jaringan, organ, sistem organ) dan tentang apa yang terjadi pada tumbuhan tersebut dalam pemeliharaan, pengaturan dan pelestarian kehidupannya juga mempelajari tentang respon tumbuhan terhadap perubahan lingkungan serta pertumbuhan dan perkembangannya akibat adanya respon tersebut. Dengan kata lain fisiologi mempelajari proses hidup yang terjadi pada mahluk hidup dalam kaitannya dengan fisika, kimia, maupun matematika.
Ilmu fisilogi penting peranannya dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi mereka yang bergelut di dunia tanaman. Dengan mempelajari fisiologi tanaman, maka permasalahan tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri dapat diatasi. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan dalam bentuk ukuran dengan menghilangkan konsep yang menyangkut perubahan kualitas sedangkan perkembangan adalah suatu proses pertumbuhan teratur dan berkembang menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, teratur dan kompleks
Sebagai contoh adalah tanman kacang hijau, tanaman ini adalah tanaman pangan yang penting namun dalam penanamannya sering mendapat kendala baik dari tumbuhan itu sendiri maupun dari faktor lingkungannya.
Untuk mengetahui permasalahan fisologi apa saja yang biasa ditemui dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) maka dipilihlah tanaman tersebut dalam kegiatan praktek ini.



1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam kegiatan praktek ini adalah bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus).

1.3 Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati dan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) .

1.4 Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi sekaligus aplikasi atau penerapan dari teori ilmu yang didapat dalam perkuliahan Fisiologi Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kacang hijau (Phaseolus radiatus) potensial untuk dikembangkan sebagai sumber protein nabati dan mempunyai harga cukup tinggi dibandingkan kacang-kacangan yang lain. Tanaman kacang hijau biasanya diusahakan selama musim kering dengan hasil beragam, 0,3–0,9 t/ha. Penyebab ragam hasil ini antara lain adalahserangan hama . Salah satu hama penting pada tanaman kacang hijau di musim kemarau adalah thrips (Megalothrip usitatus M.). Kehilangan hasil dapat mencapai 80%, bahkan puso apabila tidak ada tindakan pengendalian. Seranga hama ini menyebabkan daun menjadi keriting, tanaman kerdil, pembentukan terhambat. Gejala serangannya sering disamakan dengan penyakit yangdisebabkan virus. Daerah penyebaran hama ini di Indonesia terutama Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Sulawesi. Pengendalian thrips secara khusus belum banyak dilakukan, karena petani umumnya belum mengenal hama ini. Pengendalian terpadu hama ini perlu diterapkan dengan mengikutsertakan petani secara aktif. Pengendalian terpadu ditujukan untuk menekan populasi thrips melalui pengaturan waktu tanam, penanaman varietas tahan, dan penggunaan insektisida



BAB III
METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan praktek dilakukan bertempat di rumah praktikan yang beralamat di Jl. Transkalimantan RT 1 NO 1 Kec. Alalak Kab. Batola.
Lama kegiatan praktek sekitar 80 hari yang di mulai hari minggu tanggal 23 September 2007 sampai 9 Desember 2007 dengan 12 kali pengamatan.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan sebagai berikut:
1.Pot palastik, yang diisi dengan media tanam
2.Penggaris untuk mengukur tinggi tanaman selama pengamatan
3.Alat tulis untuk mencatat data hasil pengamatan
4.Bilah kayu panjang 30 cm, sebagai penyangga dan pelindung tanaman

Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1.Bibit/ biji Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
2.Tanah sebagai media tempat tumbuh tanaman.
3.Ampas teh sebagai campuran tanah dalam pembuatan media
4.Air sebagai pengganti air yang biasa di peroleh akar dari dalam tanah

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja kegiatan praktek adalah sebagai berikut:
a. Pengecambahan
Proses pengecambahan di awali dengan memilih bibit yang bernas yaitu yang bagus, kondisinya baik, berisi dan jika di rendam maka biji tenggelam. Setelah dipilih, biji di rendam dengan air dan di biarkan selama kurang lebih 24 jam. Perendaman akan menghasilkan biji yang telah berkecambah yang kemudian akan di tanam kedalam media tanam.


b. Penanaman
Sebelum penanaman, media tanam sudah harus disiapkan sebelumnya. Dalam hal ini media tanam yang digunakan adalah tanah dengan komposisi 2/3 tanah biasa dan 1/3 ampas teh yang telah dibiarkan beberapa hari. Media ini di tempatkan didalam pot plastik dengan diameter atas 30 cm. Media ini diisi dengan 3 biji kacang hijau yang telah berkecambah.
c. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan meliputi penyiraman, penggemburan kembali dan kontrol terhadap gangguan penyakit.
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pagi dan sore. Penyiraman pagi dilakukan pada kurang lebih pukul 06.30 dan sore sekitar pukul 06.00.

2. Penggemburan kembali
Kegiatan penggemburan kembali bertujuan agar tekstur media tanam tetap terjaga kelonggarannya sehingga proses penyerapan air dan aerasi berjalan optimal, kegiatan ini hanya dilakukan saat media tampak memadat. Caranya dapat dilakukan dengan mencongkel-congekl media hingga media tampak gembur.

3. Kontrol terhadap gangguan dan penyakit
Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan pengambilan langkah jika terjadi gangguan terhadap tanaman, Dimana dalam kegiatan kali ini dilakukan pada saat tanaman menunjukan gejala sakit yaitu berupa bercak-bercak putih pada daun yang makin lama makin menyebar, tindakan yang diambil adalah memotong tangkai daun yang terinfeksi dan memusnahkannya.

d. Pengamatan
Pengamatan dalam kegiatan praktek ini dilakukan sebanyak 12 kali dengan mengambil waktu sebagian besar pengamatan pada hari minggu. Pengamatan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta keadaan tanaman secara keseluruhan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Tabel rangkaian kegiatan
Proeses kegiatan di mulai dari proses penyemaian dan penanaman tanaman kacang hijau ( Phaseolus radiatus) hingga waktu penyerahan laporan kegiatan yang di mulai dari tanggal 23 September hingga 9 Desember 2007. Adapun data proses penanaman dan pengamatan tanaman dari tanggal 23 September 9 Desember.


BAB V
ANALISIS DATA

Dalam kegiatan ini banyak hal yang perlu dikaji dalam rangka hal-hal yang mempengaruhi kegiatan ini terutama dalam hal hubungannya terhadap tanaman itu sendiri. Beberapa hal yang sekiranya perlu dikaji tersebut antara lain proses pengecambahan, media tanam, pemeliharaan, dan gangguan dan penyakit.
1. Pengecambahan
Kacang hijau ( Phaseolus radiatus) merupakan tanaman yang mudah berkecambah karena memiliki lapisan kulit biji yang tipis sehingga proes penyerapan air dapat berlangsung dengan mudah. Penyerapan air sangat penting untuk proses pengaktifan enzim dan pertumbuhan biji. Di dalam biji terdapat embrio dan cadangan makanan berupa kotiledon yang diperlukan embrio untuk tumbuh. Embrio tersebut memiliki 3 bagian penting :
a.Tunas embrionik ( calon batang dan daun)
b.Akar embrionik ( calon akar)
c.Kotiledon ( berisi cadangan makanan)
2. Madia tanam
Media tanam yang dipilih adalah campuran 2/3 tanah gambut yang telah diolah dan 1/3 ampas teh. Seperti kita ketahui tanaman dari suku kacang-kacangan sangat baik ditanam sebagai penahulu tanaman lain karena tanaman kacang-kacangan mampu mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri pengikat nitrogen sehingga media tanam untuk tanaman kacang tetap bagus untuk di gunakan sebagai media tanaman lain sesudahnya.
Begitu besarnya peranan N bagi tanaman, maka penyediaannya sangat perlu diperhatikan sekali. Surnber N utama tanah adalah dari bahan organik melalui proses mineralisasi NH4+ dan NO3. Selain itu N dapat juga bersumber dan atmosfir (78 % NV melalui curah hujan (8 -10 % N tanah), penambatan (fiksasi) oleh mikroorganisme tanah baik secara sembiosis dengan tanaman maupun hidup bebas (Sanchez, 1976: Megel dan Kirkby, 1982).

a. Tanah gambut
Tanah gambut merupakan tanah yang memiliki tekstur cukup padat dengan kadar pH dibawah 7 atau bersifat asam.
b. Ampas teh
Tujuan penambahan ampas teh ini diharapkan dapat mengurangi kerapatan tekstur tanah, dan mengurangi kadar keasaman tanah sekaligus dalam rangka pemanfaatan limbah rumah tangga.


3. Pemeliharaan


Pemeliharaan meliputi penyiraman air setiap hari dan penggemburan media dalam rangka memperbaiki tekstur media tanam.
a. Penyiraman
Tanaman mutlak memerlukan air semenjak proses perkecambahan sampai tanaman tersebut mati. Bahkan pada sebagian tumbuhan dalam pemencaran biji pun masih melibatkan air.
Air diperlukan tumbuhan terutama sebagai pelarut unsur-unsur hara. Unsur-unsur hara yang terlarut ini di daun akan di proses menjadi makanan dengan bantuan cahaya matahari. Air juga berfungsi sebagai pelarut dalam proses biokimiawi di dalam sel tumbuhan.
Kebutuhan air umumnya di peroleh akar dari lingkungan yang diserap melalui proses osmosis, namun pada penanaman di dalam pot ketersediaan air terutama air tanah seperti pada tanman yang tumbuh di tanah tidak bisa bertahan lama karena proses penguapan. Sehingga perlu dilakukan penyiraman setiap hari agar kandungan air di dalam media tanam senantiasa dapat mencukupi kebutuhan air tanaman.
b. Penggemburan media tanam
Media tanam memiliki kerapatan tanah tertentu. Penambahan ampas teh dapat membantu mengembalikan tekstur tanah kekeadaan yang baik dimana kerapatannya sedang dengan jumlah pori-pori udara yang cukup sehingga pernapasan akar tidak terganggu. Dengan adanya ampas teh maka banyak serangga-serangga kecil dan dekomposer yang menguraikan ampas teh tersebut dan dengan adanya serangga-serangga ini maka akan banyak terdapat rongga-rongga udara yang terbentuk dari pergerakan serangga-serangga tersebut.
Namun tekstur media ini lama-kelamaan akan merapat dan memadat karena proses penyiraman setiap hari. Sehingga perlu diadakan penggemburan media agar pori-pori media tanam kembali bagus sehingga pertukaran udara dan penyerapan air kembali bagus. Penggemburan ini dapat dilakukan dengan mencongkel-congkel media disekitar tanaman.
4. Gangguan dan penyakit


Pada kegiatan praktek ini dijumpai suatu gejala yang menyerang tanaman yang berumur kurang lebih 20 hari. Gejala tersebut berupa bercak-bercak putih kecoklatan pada daun. Bercak-bercak ini semakin lama semakin meluas dan helaian daun yang diserang akhirnya layu dan mengering. Pada awalnya praktikan tidak mengetahui penyebab dan jenis penyakit ini dan hany mengambil tindakan memotong helaian daun yang tersinfeksi dan memusnahkannya.
Setelah di cocokan dengan literatur dari hasil pengamatan gejala-gejala dan efeknya terhadap tanaman maka dapat di ketahui bahwa penyebab penyakit tersebut adalah oleh serangga yang disebut Thrips (Megalothrip usitatus M.) yaitu sejenis serangga berukuran 0,5–2,0 mm, ramping, berwarna kuning pucat sampai kehitamhitaman. Imagonya bersayap dua pasang yang relatif panjang dan sempit, dengan sedikit atau tanpa pembuluh dan berumbai. Alat mulut thrips bertipe pengisap, makanannya berupa cairan bagian tanaman, terutama daun. Antenanya pendek, 4–9 ruas. Thrips berkembang biak secara kawin maupun tanpa kawin (partenogenesis). Pembiakan secara partenogensis menghasilkan keturunan serangga jantan. Sebagian besar thrips bersifat fitofag atau pemakan tumbuh-tumbuhan dan merusak secara langsung. Kalshoven (1981) melaporkan bahwa seekor betina dapat meletakkan sekitar 15 butir telur yang berkelompok di dalam jaringan epidermal daun, dengan periode inkubasi telur selama 3 hari.
Nimfa dan serangga dewasa mengisap cairan tanaman pada permukaan daun, sehingga permukaan atas daun menjadi berbintik-bintik keputihan dan permukaan bawah daun menjadi nekrotik. Gejalanya jelas bila serangan terjadi pada tanaman muda yang dicirikan daun mengkerut atau keriting, tanaman kerdil, pembentukan bunga terhambat bahkan rontok, sehingga hasil biji kering berkurang. Serangan berat dapat menyebabkan puso.
Selain gangguan dari hama tersebut gangguan lain juga ditemukan adanya serangan ulat yang menggerogoti daun muda.




BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Dari hasil kegiatan praktek yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan dalam bentuk ukuran dengan menghilangkan konsep yang menyangkut perubahan kualitas sedangkan perkembangan adalah suatu proses pertumbuhan teratur dan berkembang menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, teratur dan kompleks.
2.Masa dormansi tanaman kacang hijau relatif singkat karena hanya beberapa jam saja.
3.Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis tumbuhan itu sendiri serta pengaruh lingkungan yang dapat mengganggu kegiatan fisiologis tanaman tersebut.
4.Faktor lingkungan yang sering mengganggu pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah serangan hama Thsips.

B. Saran
Pembudidayaan tanaman kacang hijau sangat penting sebab kacang hijau merupakan salah satu penyedia protein nabati penting bagi masyarakat.
Penmbudidayaan tanaman kacang hijau memerlukan pengetahuan khusus terutama dalam menanggulangi penyebab ganguan-gangguan fisiologis tanman tersebut baik yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri maupun dari lingkungannya.




BAB VII
SUMBER RUJUKAN

Dwijoseputro, D. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Indiati, S.W. 2002. MLG 716 Galur Kacang Hijau Tahan Terhadap Hama Thrips. Seminar Balitkabi.

Marwoto & K.E. Neering. 1989. Kehilangan hasil dan pengendalian hama dengan insektisida pada tanaman kacang hijau. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan Balittan Malang. 20-21 Maret 1989. p.66-69.

Sastrapradja, S.D. dan M.A. Rifai. 1989 Mengenal Sumber Pangan Nabati dan Plasmanuftahnya. Puslitbang Bioteknologi-LIPI. Bogor.
Baca SelengkapnyaFISIOLOGI TUMBUHAN
mjumani, Updated at: Januari 30, 2009

EMBRIOLOGI

MAKALAH
EMBRIOLOGI

OLEH:
MUHAMMAD JUMANI
PENDAHULUAN



Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi ( berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif. perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi.
Perkembangbiakan secara generatif melibatkan individu jantan dan individu betina. Individu jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan individu betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur ( ovum). Sel sperma dan ovum dibentuk di dalam alat kelamin (gonad), pada individu jantan disebut testis tepatnya di tubulus semeniferus sedangkan pada individu betina ovum dibentuk di ovarium.
Pada masa tertentu umumnya hewan akan menampakkan suatu tanda-tanda birahi atau hasrat untuk melakukan perkawinan. Ini menandakan bahwa baik jantan maupun betina telah siap untuk melakukan reproduksi.
Setelah terjadi perkawinan (sperma berhasil masuk kedalam ovum), terbentuklah zigot. Dalam tahapan normal setelah terjadi pembuahan maka akan terbentuk morula, kemudian morula akan tumbuh menjadi blastula (blastocyst).
Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada tingkatan takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus,katak, ayam dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri.
Pada bangsa aves (burung) epiblast, akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar kebawah, kedaerah rongga blastocoel.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan prechorda di posterior ectoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Pre-chorda berupa lempeng terletak tepat di bakal jadi poros embrio.
Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan. ( Wildan Yatim, 1982 ; 136-179)

ISI

A. Lapis Benih
Pada proses blatulasi akan dihasilkan 2 lapis benih yaitu epiblast dan hypoblast. Epiblast sebagian besar bakal menjadi ectoderm sedangkan hypoblast akan menjadi bakal endoderm.
Lapisan ini akan menjadi lengkap pada saat gastrulasi, yaitu menjadi 3 lapis benih ectoderm ( lapisan bagian luar), endoderm (lapisan bagian dalam) dan mesoderm ( lapisan bagian tengah).

B. Gerakan Gastrulasi
Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak sel. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam proses gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing.
Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :
a.Epiboli
b.Emboli

1. Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio. Kegiatan ini berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan berlangsung berdasarkan poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan dengan terus bergeraknya bakal mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio.
Gerakan epiboli dapat dilihat pada gambar 1.1 yang menggambarkan proses berbagai pergerakan pada gastrulasi.

2. Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam embrio yaitu pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm. Gerakan-gerakan tersebut mengarah ke blastocoel.
Ada 7 macam pergerakan pada emboli yaitu :
Involusi ( Gerakan membelok kedalam)
Konvergensi ( Gerakan menyempit)
Invaginasi ( Gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan)
Evaginasi ( Gerakan menjulur )
Delaminasi ( Gerakan memisahkan diri)
Divergensi ( Gerakan memencar)
Extensi ( Gerakan meluas)

C. Gastrulasi pada Amphioxus
Gerakan epiboli pada Amphioxus berlangsung pada seluruh bakal ectoderm yaitu di sepanjang anterior-posterior tubuh. Proses epiboli ini berlangsung mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio.
Beberapa gerakan yang terjadi antara lain :
Invaginasi
Involusi
Ekstensi
Kovergensi
a.Invaginasi terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral.
b. Involusi berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm.
c.Ekstensi berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
d.Konvergensi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal

D. Gastrulasi pada Katak ( Amphibi)
Gerakan epiboli berlangsung pada ectoderm yang bersamaan dengan terjadinya berbagai proses emboli sehingga ectoderm selalu menyelaputi seluruh embrio. Di lain pihak ectoderm saraf meluas pada daerah dorso-median embrio di sepanjang poros anterior-posterior berbentuk prisai yang di sebut keping neural atau keping saraf.
Pada proses gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerak yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses ( bibir dorsal blastopore). Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dosrso-median bibir dorsal yang bergerak kearah anterior bakal embrio. Gerakan ini diikuti oleh bakal notochord yang bergerak keposterior kearah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal ectoderm saraf di dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada kedua sisi bakal notochord berkonvergensi kebibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio, dan juga kearah ventral.
Pada saat proses epiboli dan emboli, perpusingan gastrulasi sebesar 400 berlangsung di daerah plug yolk berlawanan arah dengan jarum jam, sehingga gumpalan yolk yang banyak yang tadinya berada di posterior embrio menjadi daerah ventral atau daerah bakal perut.

Gerakan-gerakan gastrulasi pada katak ( amphibi) dapat dilihat pada gambar 1.1 dan 1.2.

Gambar 1.1 Proses pergerakan sel dalam proses gastrulasi pada Katak

Gambar 1.2 Gambar tahapan akhir blatulasi dan pergerakan-pergerakan pada gastrulasi.
E. Gastrulasi pada Aves
Diawali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang disebut primitive streak (lempeng awal). Lempeng ini terbentuk setelah telur 8 jam eram. Primitive streak terbagi atas beberapa bagian sebagai berikut :
Primitive groove
Primitive fold
Primitive pit
Primitive knot atau Handsen’s node
Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah postrerior area pellucida yang tumbuh dari sel-sel epiblast yang bergerak kearah median di posterior kemudian sel-sel dalam primitive streak tersebut memperbanyak diri. Sebagaian besar daerah posterior area pellucida ( bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm) berkonvergensi keprimitive streak kemudian berinvolusi diantara hypoblast dan epiblast.
Daerah Hensen’s node merupakan daerah tempat terjadinya invaginasi bakal pre-chorda dan notochord. Selain itu bagian lain dari primitive streak merupakan gerbang lewatnya sel-sel mesoderm.
Bakal mesoderm yang berada setengah posterior epiblast daerah area pelucida berpindah ke posterior , kemudian berkonvergensi ( mengumpul) dari kedua sisi ke garis median. Sel-sel epiblast bakal mesoderm yang berasal dari primitive streak kemudian bergerak kantara epiblast dan hypoblast. Kemudian sel-sel tersebut bergerak menyebar ke lateral dan anterior di kedua sisi garis median lalu berdivergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas. Sementara itu sel-sel ectoderm saraf juga melakukan pergerakan secara konvergensi ke arah median lalu berepiboli semenjak Hensen’s node membentuk keping neural ( neural plate) di sepanjang garis median.
Dengan bergerak terus keanterior maka primitive streak mendekati bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord membentuik primitive pit dengan melakukan invaginasi, Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang diiringi sel-sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive pit menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis median diantara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram primitive streak telah lengkap terbentuk. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkup kedaerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang disebut keping neural.
Proses gastrulasi memerlukan waktu sekitar 22 jam eram. Seluruh daerah pembentuk alat sudah tersusun pada daerah masing-masing. Primitive streak sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk alat ketiga lapisan benih, mengalami penyusutan secara perlahan dan bergerak ke caudal embrio. Sisanya akan membentuk bagian ekor ( cauda). Seperti pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Proses gastrulasi pada aves ( burung)

Gambar 1.4 Pembentukan dan berbagai pergerakan proses pembentukan lempeng neural pada gastrualasi Aves

Gambar 1.5 Perkembangan keping neural dan mesoderm pada ayam
F. Gastrulasi pada Babi
Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari kovergensi epiblast. Sel-sel di epiblast memperbanyak diri dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk Hensen’s node. Primitive streak kemudian memanjang dengan terus menumbuhkan sel-sel baru.
Dari anterior Hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior Hensen’s node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.
Sel-sel bakal pre-chorda dan notochord berinvolusi dan berdelaminasi serta berextensi dari primitive pit ke arah anterior sepanjang garis median tepat di bawah keping saraf. Sehingga pre-schorda yang awalnya terletak di posterior akhirnya terletak di anterior notochord.
Pre-chorda merupakan bahan daerah caput ( kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord. Bagian belakang notochord disebut trunk organizer yang akan mengatur petumbuhan daerah badan ( truncus).
Hypoblast akan menjadi endoderm seperti halnya pada ayam dan akan bertemu dengan bagian posterior Hensen’s node.Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan berdelaminasi keanterior yaitu di antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord. Pada sel-sel mesoderm, sebagian berpindah keposterior dan sebagian kearah lateral sehingga terbentuk 2 daerah mesoderm yaitu :
1.Mesoderm embrional
2.mesoderm extra-embrional.
Mesoderm embryonal akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra-embrional akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois, chorion.
Pada manusia jaringan mesoderm extra-embrional. Tumbuh dari tropoblast yang merupakan lapisan kedua dari lapisan tropoblast tersebut. Dengan kata lain tidak terbentuk dari primitive streak sperti pada babi. Jaringan extra-embrionik ini menyelaputi tropoblast sebelah dalam dan kantung-kantung selaput embrio sebelah luar.
Primitive streak dapat pula disamakan dengan blastopore yang tertutup. Sedangkan Hensen’s node dapat pula diibaratkan dengan bibir dorsal blastopore yang menumbuhkan pre-chorda dan notochord. Dan bibir ventral dan lateral yang menumbuhkan endoderm dan mesoderm dapat diibaratkan sebagai badan primitive streak yang ada di belakang Hensen’s node.



DAFTAR PUSTAKA


http://www.biologyreference.com/Co-Dn/Development.html

http://8e.devbio.com/article.php?ch=23&id=242

http://www.usm.maine.edu/bio/courses/bio205/06_development_1.html

http://www-rohan.sdsu.edu/%7Erhmiller/chordates1/Chordates1.htm

Yatim, Wildan. 1982. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito : Bandung.
DAFTAR ISTILAH


Anterior : Bagian depan
Chorion : Kantung umum yang menyelaputi kantung-kantung lain bersama embrio.
Emboli : Gerak menyusup
Embrio : Makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan
Epiboli : Gerak melingkup
Gastrulasi : Pertumbuhan yang mengiringi tingkat blastula
Morula : Berbentuk seperti anggur dan di lindungi oleh selaput yang disebut zona pellucida.
Posterior : Bagian belakang
Placenta : Jaringan atau alat temporer tempat melekatnya embrio
Yolk : Cadangan makanan

Baca SelengkapnyaEMBRIOLOGI
mjumani, Updated at: Januari 30, 2009

Anatomi dan Fisiologi Saraf


ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF
Ada dua cara penyampaian informasi pada makhluk hidup, yang pertama dalam bentuk zat kimia atau lebih spesifik lagi dengan perantaraan hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin. Penyampaian informasi yang kedua adalah dengan menggunakan sinyal elekrtrik yang dihantarkan dengan perantaraan sistem saraf. Kedua bagian tersebut saling berkaitan, selain karena sistem endokrin berada dibawah pengaruh sistem saraf tetapi juga karena banyak sel saraf yang mengkhususkan diri mensekresikan atau menyimpan neurohormon yang berperan mengaktifkan beberapa sel efektor. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf periferal dan sistem saraf sentral. Sistem saraf periferal mengumpulkan informasi dari permukaan tubuh, dari oragan-organ khusus, dan menghantarkan sinyal-sinyal ke sistem saraf sentral.
A. Komponen Sistem Saraf
Jaringan saraf terdiri dari 3 macam sel yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann merupakan pembungkus kebanyakan akson dari system saraf perifir dan sel penyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari system saraf pusat.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian, yaitu:badan sel (soma atau prokarion) dan uluran-uluran yang keluar dari badan sel, yaitu dendrit (uluran pendek) dan akson (uluran panjang). Badan sel mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma glanduler. Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat tapi ada juga yang terletak di sistem saraf perifer. Dendrit merupakan uluran pendek, bercabang-cabang, mengandung badan Nissl, mitokondria dan organel. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls kearah badan sel. Akson atau silinder sumbu merupakan satu uluran panjang dari badan sel, berbentuk tipis, panjang, dan menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson yang diselubungi mielin (substansi lemak) disebut akson bermielin, sedangkan yang tidak diselubungi mielin disebut akson telanjang.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwann. Bagian sel schwann yang menyelubungi selubung mielin disebut neurilemma yang berperan membantu proses regenerasi akson yang sedikit luka.
Sel penyokong, kecuali bersifat tidak terangsang, juga merupakan jaringan saraf yang menyokong, melindungi dan mengisolasi neuron. Sel penyokong terdiri atas: astrosit terutama terdapat di sistem saraf pusat dan merupakan setengah dari volume jaringan saraf. mikroglia merupakan sel berbentuk lonjong, berukuran kecil, mempunyai uluran panjang, dan bercabang-cabang. Sel ependima merupakan sel yang melapisi ruang otak dan saluran tengah sumsum tulang belakang. Oligodendrosit mempunyai bentuk hampir sama dengan astrosit, tapi memiliki uluran yang lebih sedikit, melapii sepanjang neuron dari sistem saraf pusat.
Ganglion-ganglion (simpul-simpul saraf ) otot dan tulang punggung merupakan kumpulan neuron aferans yang terdapat pada akar sensorik dari saraf mereka masing-masing.tiap ganglion terbungkus oleh suatu kapsula jaringan penyambung yang kontinu dengan epinerium dan perinerium dari saraf periferal, yang terbagi dalam trabekula untuk memberikan kerangka bagi badan sel.

B. Klasifikasi Neuron
Sel saraf atau neuron terdiri ats badan sel dengan tonjolan-tonjolan sitoplasmik yang panjang sebagai serabut saraf. Sel saraf mempunyai kemampuan khusus yaitu merambatkan impuls. Mereka mensintesis asetil kolin dan zat-zat adrenergik sebagai neurotransmitter yang dibutuhkan untuk pemindahan impuls ke sel saraf lain. Untuk kehidupanya, sel-sel tersebut terlibat dalam sintesis protein, karbohidrat, dan lipid. Tonjolan sel saraf dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu tonjolan yang merambatkan impuls menuju badan sel atau soma yang bersifat eferen dan kategori kedua, tonjolan yang merambatkan impuls menjauhi badan sel yang bersifat eferen.
Neuron dapat dibedakan berdasarkan:
  1. Atas jumlah uluranya dibedakan menjadi :
  • Neuron unipolar yaitu hanya satu uluran yang timbul terdapat pada hewan rendahdan neuron sensorik manusia.
  • Neuron bipolar mempunyai dua uluran(akson dan dendrit) terdapat pada retina, koklea, dan epitel olfaktori.
  • Neuron multipolar mempunyai satu akson dan beberapa dendrit terdapat pada neuron motorik sumsum tulang belakang
  1. Atas dasar fungsi dibedakan atas:
  • Neuron sensorik adalah neuron yang menghantarkan impuls kepusat saraf.
  • Neuron motorik adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot rangka.
  • Neuron sekresi adalah neuron yang aksonya berakhir pada suatu kelenjar.
  • Neuron akselerator adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi mempercepat kerja otot-ototnya.
  • Neuron penghambat adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi memperlambat kerja otot-ototnya.
  • Neuron penghubung berungsi menghantarkan impuls dari satu neuron keneuron lain.
C. Stimulus
Stimulus merupakan perubahan lingkungan luar atau dalam yang mampu menimbulkan impuls. Rangsangan mekanik umumnya merupakan perubahan tekaanan seperti membesarnya usus karena gas. Rangsangan kimia merupakan substansi kimia seperti larutan garam yang mengadakan kontak dengan ujung saraf bebas.rangsangan suhu merupakan perubahan udara yang dapat merangsang reseptor yang terdapat di kulit. Rangsangan elektrik merupakan arus elektrik.
Agar dapat bertindak secara efektif sebagai stimulus, perubahan lingkunngan harus memilii karakteristik sebagai berikut:
  1. Harus mempunyai intensitas tertentu, stimulus yang dapat menimbulkan respons disebut stimulus minimal atau stimulus ambang.
  2. Harus mempunyai lama waktu tertentu.
  3. Harus dengan kecepatan cukup, artinya waktu antara stimulus pertma dengan stimulus kedua harus cukup
Keefektifan suatu rangsang tergntung dari besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf dan lamanya pemberian arus.bila besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf itu kecil, maka waktu pemberian arus harus lama
D. impuls Saraf
Impuls adalah perubahan energi listrik yang dirambatkan sepanjang akson. Impuls saraf memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Hukum “semua atau tidak” artinya bila intensitas rangsang ditingkatkan tidak akan meningkatkan kekuatan respons.
  2. Arah pergerakan impuls. Pada akson didalam tubuh arah pergerakan impuls hanya menuju satu arah saja, yaitu dari badan sel ke akson atau dari dendrit ke badan sel.
  3. Kelelahan saraf. Bila dalam keadaaan tidak normal seperti kekurangan oksigen, kemampuan saraf akan berkurang.
  4. Kecepatan perjalanan impuls. Kecepatanimpuls saraf dipengaruhi oleh: suhu tubuh, diameter serabut saraf, ada tidaknya selubung mielin, blokade impuls saraf.
Cara kerja impuls saraf menurut teori membran adalah sebagai berikut:
  1. Saat tidak menghantarkan impuls serabut saraf dalam keadaan polarisasi.
  2. Bila dirangsang, akan terjadi depolarisasi.
  3. Daerah polarisadi dengan depolarisasi akan timbul arus elektrik
  4. Depolarisasi akan menjalar sepanjang serabut saraf.
  5. Daerahdepolarisasai akan mengalami refakter (tidak peka tehadap rangsang) yang berlangsung selama 1 sampai 5 milidetik.
Larutan kimia yang dapat menghambat impuls saraf dapat digolongkan dalam:
  1. Anestasia merupakan kondisi hilangnya sebagian atau seluruh perasaaan (sensasi) yang disertai dengan ketidak sadaran. Disebabkan pemberian eter, kokain, prokain dll
  2. Sedatif adalah suatu keadaan dimana iritabilitas saraf menurun sehingga mempunyai efek penenang. Disebabkan pemberian bromida, opium, dll.
  3. Hipnotik adalah suatu keadaan dimana hewan itu tidur. Disebabkan oleh morfin, luminal, veronal, dll.

E. Sinapsis
Sinapsis adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalankan atau dihambat. Sinaps terdapat pada:
  1. antara akson dari neuron yang satu dengan badan sel dari neuron lain.
  2. antara akson dari neuron yang satu dengan dendrite dari neuron lain
  3. antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
Sinaps umumnya ditandai oleh beberapa ciri yaitu:
  1. menghantarkan impuls ke satu arah, yaitu dari ujung akson dari neuro yang satu ke badan sel.
  2. memperlambat perjalanan impuls, sehingga menimbulkan apa yang disebut kelambatan sinptik.
  3. melepaskan transitter kimia dari membran susinaps kecelah sinaps dan akhirnya menuju ke membran pasca sinaps.
  4. menimbulkan penambahan kuat rangsang.
  5. sangant peka terhadap kelelahan (fatigue).
  6. peka terhadap kekuarangan oksigen.
  7. peka terhadap senyawa kimia atau obat-obatan.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang berpengaruh terhadap sinaps. Pengaruhnay dapat mengaktifkan atau dapat juga menghambat. Contohnya adalah kafein yang sangat berpengaruh terhadap membran pasca sinaps, yaitu menyebabkan menurunya potensial sehingga mengakibatkan membran pasca sinaps mudah terangsang.
F. Reseptor
Reseptor (penerima rangsang) dapat diklasifikasikan menurut jenis energi yang biasanya memberikan mereka respons (yang disebut rangsan/gan cukup). Golongan reseptor yang biasa adalah mekanoreseptor, kemoreseptor, dan fotoreseptor yang masing-masing memberikan respons terhadap teganagan atau tekanan, suhu, zat-zat kimia, dan cahaya.
Reseptor dapat juga dibagi menurut posisi badan mereka sebagai eksteroreseptor, enteroreseptor, dan proprioseptor yang masing-masing memberikan respon terhadap rangsangan luar, rangsangan viseral dan vaskuler, dan perubahan-perubahan dalam sistem lokomotoris (yakni otot, tendo, dan sendi). Ada suatu golongan akhir reseptor yang disebut nosiseptor yang memberi respons terhadap rangsangan beracun dan potensial merusak.
G. Neurotransmitter
Bahan-bahan kimiawi dapat mempengaruhi impuls dari sel-sel saraf, bahan kimiawi tersebut bekerja melalui mekanisme yang berbeda, yaitu:
  1. Sebagian besar sel-sel dalam tubuh melepaskan sejernis atau lebih zat sebagai sinyal kimiawi yang berfungsi sebagai mediator kimiawi setempat. Karena zat-zat tersebut mudah sekali rusak atau dibuang dari tempatnya, maka hanya efektif untuk daerah sekitarnya saja.
  2. sel-sel endokrin khusus yang melepaskan hormaon yang harus diangkut melaui peredaran darah sebelum mencapai sel sasaranya.
  3. sel saraf membentuk hubungan khusus yang disebut sinapsis kimiawi dengan sel sasaranya yang akan dipengaruhi (sel saraf, sel otot, sel kelenjar) dengan cra melepaskan mediator kimiawi yang hanya bekerja pad jarak yang sangat dekat.sedang bahan yang dilepaskan tersebut dinamakan neurotransmitter dan hanya berpengaruh pada bagian sel yang sangat dekat.
Apabila informasi telah mencapai ujung saraf, maka impuls listrik yang merambat tersebut akan diubah menjadi sinyal kimiawi pada saat dilepaskan neurotransmtter. Neurotransmitter hanya memerlukan jarak yang sangat kecil dan tempo kurang dari 1 milisekon untuk mencapai sel sasaran. Dalam tubuh vertebrata telah diungkapakan sekitar 30 jenis molekul yang digolongkan dalam neurotransmitter diantaranya adalah(Tabel 1.2):
Tabel 1.2
Beberapa contoh Neurotransmitter dengan fungsinya
No
Nama
Efek utama
1.
Asam amino dan turunanya : Glycine
Transmitter penghambat dalam SSP
2.
Norepinephrin
Tranmitter dalam SSP dan SS peririfir yang bersifat penghambat dan eksitasi
3.
Gamma - aminobutyric acid (GABA)
Transmitter penghambat dari SSP
4.
Acetylcholine
Transmitter eksitasi pada hubungan neromuskuler, transmitter eksitasi dan penghambat dalam SSP dan susunan saraf perifir
5.
Enkephalin
Transmitter yang mempunyai efek seperti morfin yaitu menghambat lintasan nyeri dalam SSP

Baca SelengkapnyaAnatomi dan Fisiologi Saraf
mjumani, Updated at: Januari 30, 2009

Kamis, 22 Januari 2009

Kreatifitas dalam dunia usaha

Mensiasati Kehidupan


Opini ini mungkin tak seberapa penting namun tentu diaharapkan bisa sedikit menjadi bahan pemikiran kita semua. Dalam kehidupan sekarang secara langsung maupun tidak langsung setiap orang dituntut oleh keadaan untuk bekerja, agar memperoleh penghasilan yang kepentingannya bisa berbeda antara yang satu dengan yang lainnnya. Ada yang hasil tersebut hanya cukup di gunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, ada yang digunakan untuk kebutuhan sekunder bahkan tersier.

Namun jelas tuntutan jaman sekarang terlampau tinggi sedangkan kemampuan setiap orang tidaklah sepesat perkembangan jaman. Akibatnya banyak saja sarjana-sarjana pengangguran, pemuda-pemuda gagah tak memiliki pekerjaan dan insan-insan sehat yang bermalas-malasan. Lalu apakah alasannya ? tentu semua kembali kepada pribadi masing-masing.
Kebanyakan diantara mereka beralasan sulit mencari pekerjaan yang sesuai atau meskipun ada pesaing terlalu banyak di bandingkan jumlah tenaga yang dibutuhkan. Jika beralasan demikian tentu tidaklah bisa disalahkan namun sebenarnya tidak juga bisa dijadikan patokan unutk bermalas-malasan. Dalam sebuah buku yang mengupas tentang kesuksesan Ustadz Lihan di sebutkan bahwa orang-orang indonesia cenderung bersifat peniru namun miskin kreatif sehingga tidak banyak lahir para pelopor dalam dunia usaha.

Sebut saja usaha dagang, jika sedang Booming suatu produk x maka dimana-mana dapat kita jumpai penjual yang menjajakan produk x itu padahal jika lebih kreatif bisa saja menjual produk lain yang belum booming meski pada saat tersebut belum menjadi perhatiaan tapi suatu saat produk booming x akan kehilangan selera pasar dan akan muncul produk baru yang akan booming yang bisa saja itu produk yang baru kita rintis.

Karena itu kreatifitas mutlak di perlukan baik dalam bekerja, belajar maupun bermasyarakat sebab kita kan menjadi luar biasa manakala menghasilkan sesuatu yang luar biasa meskipun kita adalah orang yang biasa. Dan satu hal dalam bekerja maupun menekuni usaha adalah spesialis. Apapun usaha kita jadilah spesialisnya. Karena nilainya akan menjadi lebih. Meski hanya tukang loak jadilah spesialis tukang loak yang menjunjung profesinalisme tinggi. Maka Insya Allah pekerjaan tersebut akan memiliki nilai lebih.
Baca SelengkapnyaKreatifitas dalam dunia usaha
mjumani, Updated at: Januari 22, 2009
 

mjumanion