Sabtu sore tepanya 20 Juli 2013, saya berangkat menuju Taher Square, tentunya bukan untuk ngapelin pacar untuk malam Mingguan tetapi memang ada janji bersama rekan-rekan Komunitas Blogger Banua Kalimantan Selatan untuk memenuhi undangan dari Coffee Toffee dalam rangka launching perdana mereka di Kalimantan Selatan. Dalam undangan seperti yang disampaikan oleh ketua Blogger Banua, acara akan dimulai tepat pukul 16.00 Wita, namun pada akhirnya karena berbagai alasan sesuatu dan lain hal menurut panitia regestrasi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 17.15 Wita. Panitia telah menyediakan lembar regestrasi yang meminta setiap undangan untuk megisi form yang ada diantaranya adalah nama dan asal atau nama komunitas, dan usai mengisi lembar regestrasi tersebut tiap undangan akan mendapat 1 lembar voucher yang dapat ditukar dengan 1 Baverage. Maklum dalam acara tersebut tidak hanya Kami yang di undang tetapi ada banyak komunitas lain khususnya yang ada di Banjarmasin diantaranya komunitas Android, Pecinta Reptil, Komunitas Fotografi, Wartawan dan lain-lain.
|
Logo Coffee Toffe dengan semboyan Love, Passion dan Enthusiasm |
|
Launching Kedai Coffee Toffee Banjarmasin |
Coffee Tofee adalah salah satu kedai yang didirikan oleh Obi Anindito sejak tahun 2006 silam yang terinspirasi dari pengalamannya bekerja disalah satu kedai kopi ternama di Australia. Coffee Toffe sempat mengalami masa-masa sulit dan karena dilanda kebangkrutan pada tahun 2008, namun berhasil bangkit dan hingga kini sudah ada kurang lebih 132 kedai Coffee Toffee yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Rencananya mereka akan menargetkan sekitar 250 kedai yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Kalimantan Selatan, kedai pertama Coffee Toffee berada di kawasan Taher Square yang Sabtu 20 Juli 2013 kemaren resmi di launching yang ditandai dengan pembacaan doa dan pemotongan nasi tumpeng oleh H.M Rosehan , NB di dampingi oleh Mika Afandy PR and Promotion Manager Coffee Toffee.
|
Komunitas Blogger Banua |
Sebenarnya saya sangat menaruh respek kepada Toffee Coffee yang telah bersedia mengundang komunitas kami, terlebih telah memperlakukan kami cukup spesial dimana jika undangan lain hanya mendapatkan voucer gratis 1 baverage, untuk komunitas kami mendapatkan id card Pers sebagaimana wartawan yang keuntungannya bisa memesan minuman sepuasnya lebih dari sekali. Namun justru itulah yang akhirnya membuat saya kehilangan respek terhadap pelayanan Coffee Toffee.
|
Voucher Gratis Coffee Toffee |
Catatan Kecil Untuk Coffee Toffee
Memberikan hak "istimewa" bagi pengguna Id Card "Pers" adalah sebuah pilihan yang tentunya telah dipertimbangkan secara matang tentang tanggung jawab dan konsekuensinya. Jika anda (pihak Coffee Toffee) membaca ini mungkin akan akan bertanya-tanya kenapa, ada apa kok saya berbicara seperti ini. Sekitar pukul 20.20 Wita, saya dan teman memesan salah satu minuman yang ada di daftar menu, setelah mengantri kami akhirnya menyampaikan pesanan yang dimaksud. Karena tidak kunjung tiba, sekitar 15 menit kemudian teman berinisiatif untuk mengkonfirmasi yang di jawab dengan alasan salah satu bahan habis (susu), dan sedang di beli. 1 jam kemudian pesanan yang ditunggu tak kunjung datang, sekali lagi setelah memastikan pesanan pembeli (real costumer) juga menggunakan bahan yang sama telah berkali-kali diantarkan kemeja pemesan, namun hanya jawabam yang kurang jelas yang didapat entah bahan masih habis atau kah disuruh menunggu. Akhirnya sekitar pukul 21.40 Wita, saya memutuskan untuk pulang tanpa mengetahui apakah pesanan tersebut akhirnya dibikinkan atau tidak. Singkat kata, waktu lebih dari 90 Menit menunggu, sepertinya sudah cukup sabar dan mengambil kesimpulan.
|
Id Card Pers Khusus Untuk Undangan Wartawan dan Komunitas Blogger |
Sebenarnya yang menjadi permasalahan adalah komitmen Toffee Coffee memberikan Id Card "Pers" dengan pelayanan yang tidak sebagaimana di janjikanlah yang membuat saya kecewa. Memang kami memaklumi, acara Launching tersebut tentu memerlukan dana, dan mungkin dalam kesempatan itu pula panitia berupaya mencoba menutupi pengeluaran sedemikan rupa dengan melayani Real Costumer untuk mendapatkan laba. Sayangnya, sikap dan non profesionalisme itu tentu saja akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa respek saya. Jika sebelumnya ada banyak cerita yang ingin dibagi kepada banyak sahabat tentang asiknya di Coffee Toffee saat pulang, akhirnya mungkin saya akan tetap bercerita, tetapi tanpa rasa bangga.
Mudahan-mudahan Coffee Toffee bisa meningkatkan pelayanan dan komitmennya sehingga bisa sukses sesuai dengan harapan. Salam Blogger !