Minggu, 28 Desember 2014

Ikan Betok

Ikan Betok ( Anabas testudineus), ikan labirin dari keluarga anabantidae,bisa kita temui di Asia Tenggara. Betok mempunyai organ pernapasan tambahan berbentuk suatu rangkaian lempengan di bagian atas bilik insang yang penuh dengan pembuluh darah. Ikan ini sering pindah dari kolam ke kolam yang lainnya dengan menempuh jalan darat. Oleh karena itu ikan ini memiliki nama lain yakni ikan pejalan. Tutup insangnya berfungsi sebagai sepasang 'kaki' pada waktu melintasi daratan. Tutup insang iini memiliki duri dan direntangkannya untuk menjaga keseimbangan, sedangkan sirip dada dan sirip ekor digunakannya untuk mendorongnya maju. Ikan ini dapat hidup di luar air untuk beberapa saat dan sering dibawa-bawa oleh orang-orang setempat sebagai persediaan ikan segar.
Ikan Betok (Anabas testudineus)
Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan) dan Kalimantan Tengah memiliki beberapa menu masakan khas yang diolah menggunakan ikan Betok (papuyu dalam bahasa setempat). Papuyu bakar terkenal sebagai masakan yang enak dari daerah Banjarmasin. Beberapa daerah di Kalimantan Selatan khususnya di daerah Hulu Sungai, Ikan Papuyu sering diawetkan yang dikenal dengan sebutan wadi papuyu, ikan betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan diawetkan dengan menggunakan garam. Selain dengan cara di "wadi", ikan ini juga kerap diawetkan dengan sebutan "iwak samu" atau "pakasam", untuk membuat pakasam ini cukup mudah, berikut cara pembuatannya ;

Ikan Betok (Papuyu) yang sudah dicuci bersih ditaburi garam, kemudian didiamkan selama kurang lebih dua malam. Selanjutnya ikan tersebut dicuci dengan air bersih, barulah setelah itu dibalurkan beras (biasanya beras ketan) yang sudah disangrai. Ikan ini kemudian didiamkan selama beberapa hari ditempat tertutup agar terjadi fermentasi. "Iwak Pakasam" dapat disimpan berbulan-bulan sebagai salah satu persediaan lauk untuk makan. 


ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Desember 28, 2014

0 komentar:

Posting Komentar

 

mjumanion