Sinematografi Dalam Dunia Pendidikan sebenarnya cukup menarik untuk diaplikasikan sayangnya saat ini mungkin hanya sedikit sekolah yang menerapkannya sebagai salah satu sarana penunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sebenarnya Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Film Negeri 5 Menara |
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage) (belajarnge.blogspot.com).
Lahirnya Film seperti Laskar Pelangi sebenarnya merupakan angin segar karena film ini bisa menjadi bahan tontonan yang baik bagi peserta didik untuk meningkatkan kualitas moral dan menanamkan kecintaan terhadap seni dan kebudayaan. Tidak hanya film Laskar Pelangi, Film Negeri 5 Menara juga bisa menjadi tontonan berbobot bagi peserta didik.
Pengembangan dan aplikasi Sinematografi dalam dunia pendidikan diharapkan bisa menjadi titik awal perubahan cara pandang prestasi peserta didik yang saat ini cenderung berpatokan pada angka-angka atau nilai kognitif semata. Padahal prestasi peserta didik tidak hanya bisa di lihat dari angka-angka atau nilai rapot semata.
Saat ini merupakan hal yang lumrah jika anak mendapatkan nilai 9 untuk mata pelajaran Matematika adalah anak yang pandai tetapi sangat jarang yang di tanyakan adalah nilai Agama atau PKn nya. Sehingga yang sering kali muncul adalah setiap orang menginginkan anaknya seperti Eeinstein, padahal di tengah kemerosotan moral yang semakin mewabah sekarang ini justru pengembangan moral dan akhlak jangan sampai di kesampingkan.
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar