Jumat, 01 Juli 2016

Teacher's Diary

Sudah menonton film Teacher's Diary ? 

Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan menurutku film ini adalah salah satu film terbaik yang pernah aku tonton. Meski tidak bisa disejajarkan karena memang berbeda, Teacher's Diary bagiku sama menginspirasinya dengan Laskar Pelangi, 3 Idiots ataupun Sokola Rimba. 
Teacher's Diary
Ada dua hal yang membuat film ini seolah memiliki ikatan emosional dengan ku. Pertama karena lokasi syuting di sekolah apung di Kang Ka Jan Natural Park di Phetchaburi Province mirip dengan kondisi di Waduk Riam Kanan (Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar - Kalsel). Kedua kondisi alam dan letak geografisnya yang menyebabkan daerah tersebut masih tanpa listrik, sinyal dan internet persis seperti yang aku rasakan. 
Khru Ann
Mewakili Guru yang lebih cerdas dan lebih terampil
Aku dapat membayangkan beratnya perjuangan anak-anak yang tinggal di sekitar Waduk Riam Kanan, meski sekolahnya tidak berada di atas air tetapi desa mereka terpisah-pisah dan terisolasi oleh air. Anak-anak dari 12 desa yang ada di pinggiran waduk ini sebagian juga harus naik perahu motor (ces atau alkon) untuk bisa sampai ke sekolah. Sama halnya dengan murid-murid sekolah apung dalam Film Teacher's Diary tersebut.  Seingatku saat beberapa kali kesana sekitar tahun 2009-2012 di sana juga masih sulit sinyal telekomunikasi.
Khru (Guru) Song
Guru Biasa Tetapi dedikasinya menghangatkan hati
Meski hanya tinggal di pinggiran kota, sebagai manusia yang sudah merasakan kemudahan hidup dengan berbagai fasilitas, wajar jika beberapa hari saja di hutan kita akan "galau". Membayangkan tanpa internet beberapa hari saja sudah akan membuat kita pangling, bagaimana jika semua dibuat real dan komplit, tanpa sinyal, listrik, internet dan tidak hanya beberapa hari tapi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Inilah yang membuat ku seolah merasakan apa yang di alami Bu Ann dan Song terutama saat menjadi guru, bekerja ditengah semua keterbatasan sarana prasarana dan kendala sosial masyarakat yang ada dan berjuang melewati saat krisis dan titik jenuh menjalankan profesi dengan anak-anak yang cukup terbelakang. 

Melalui Khru (guru) Ann dan Song, kita (para guru) di ingatkan kembali bahwa guru tidak harus ideal, guru harus bekerja dengan hati. Guru memang tetap harus menguasai materi yang diajarkannya tetapi yang lebih penting guru tidak boleh lupa bahwa dia mengajar manusia muda. Membangun generasi masa depan yang suatu ketika akan mengambil peran dalam masyarakat. 

Sebenarnya ini adalah film drama romantis yang cukup keren, tidak hanya perjuangan menjadi guru di daerah antah beranah yang bisa bikin "mewek" tetapi juga kisah asmaranya. Sayangnya banyak penonton yang merasa kurang puas karena ending kelanjutan hubungan Bu Ann dan Pak Song tidak diceritakan lebih lanjut sehingga banyak yang berharap akan ada kelanjutan dari film ini. 

Menulis ini membuat ku ingin menonton ulang film ini lagi. Yuk sama-sama nonton !

Salam inspirasi, #saveguru

ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Juli 01, 2016

0 komentar:

Posting Komentar

 

mjumanion