Palangkaraya, Entah bagaimana lagi harus "diteriakan", bahwa disini di Kalimantan kami rindu matahari. Kami rindu langit biru dan Kami rindu udara segar tanpa asap.
Jangkauan selang-selang air itu tak kan mampu menjangkau titik-titik api ditengah rimba. Awan hujan pun belum sudi meneteskan lebih banyak titik-titik air di bumi kami.
Sudah berbulan-bulan kami menghirup asap, entah berapa laring, bronkus, dan alveoli lagi yang harus terserang ISPA. Entah harus berapa nyawa lagi yang akan melayang sia-sia.
Di sini, di Kalimantan yang katanya juga Indonesia, kami terus berdoa dan berusaha, menanti "keajaiban" Tuhan melalui tangan penguasa.
Kami tak ingin menderita lebih dari ini, "lirik"-lah kami, dengarlah keluhan jiwa-jiwa yang getir, karena "Darurat Asap Belum Berakhir !"
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar