Dalam kurun waktu 10 tahun (1994-2004) ilmuwan menemukan sedikitnya 361 spesies baru di Kalimantan (Borneo), pulau terbesar ketiga di dunia yang merupakan bagian dari wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Penemuan yang dimuat dalam laporan WWF (World Wide Found) berjudul Borneo’s Lost World : Newly Discovered Species on Borneo, yang diluncurkan pada saat Heart of Borneo Scientific Conference di Leiden, Belanda, 25 April 2005.
Orangutan Kalimantan |
Laporan setebal 27 halaman yang menerangkan sejumlah hasil penelitian oleh berbagai pihak itu menyebutkan, spesies baru yang telah diidentifikasi itu terdiri atas 260 jenis serangga, 50 jenis tumbuhan, 30 jenis ikan air tawar, 7 jenis katak, 6 jenis kepiting, 2 jenis ular dan satu jenis kodok. Menurut laporan tersebut, diperkirakan masih ribuan spesies yang belum teridentifikasi, terutama di kawasan yang mereka sebut Heart of Borneo, yang mencakup areal dataran tinggi seluas 22 juta hectare.
Di antara spesies-spesies baru yang disebut dalam laporan itu ada beberapa jenis anggrek yang ditemukan di Sabah dan Serawak pada ketinggian 130-1.700 meter diatas permukaan laut. Tiga diantaranya adalah Mitrephora vittata, Phodochilus marsupialis, dan Trichoglottis tinakeae. Sementara dari sungai-sungai berlumpur di Kalimantan, ilmuan menemukan berbagai jenis ikan lele, semacam Clarias microstomus, Acrochordonichystis mahakamensis, Parakysis notialis, dan Mystus impluviatus.
Salah satu temuan penting yang diungkap dalam laporan Borneo’s Lost World terkait dengan mamalia langka orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Hasil analisis genetik menunjukan bahwa orang utan Kalimantan dan orang utan sumatera (Pongo abelli) terpisah secara geografis paling tidak 1,1 juta tahun lalu, dan sejak itu mereka masing-masing menempuh jalur evolusi yang berbeda. Penemuan itu mengukuhkan orang utan Kalimantan sebagai hewan endemis terbesar di pulau itu.
Artikel ini Disadur dari www.Kompas.com
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar