Peristiwa Bunuh Diri Di Jembatan Basirih

Peristiwa Bunuh Diri di Jembatan Basirih Kota Banjarmasin ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua. Tidak sepantasnya hidup yang diberikan oleh sang maha pencipta ini di akhiri hanya karena persoalan sepele yang seyogyanya masih banyak cara penyelesaiannya. ABG yang nekat menceburkan diri di Jembatan Basirih tersebut  diketahui berinisial LN (17) warga Jalan Antasan Raden Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin ini nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat atau menceburkan diri ke sungai Martapura. Jasadnya akhirnya di temukan (9/10) kemarin sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.

Menurut keterangan saksi Ibu Ida,sebelum kejadian tersebut sempat terlihat sepasang laki-laki dan perempuan bertengkar di Jembatan Basirih. Menurutnya sempat terlihat perempuan tersebut mencoba melompat dari atas jembatan namun si laki-laki mencegah dengan memegang tangannya.

Hingga kini motif bunuh diri tersebut belum bisa diketahui dengan pasti, hingga kini polisi masih memintai keterangan tentang kejadian tersebut termasuk kekasih korban.

Jika kita kembalikan kepada diri masing-masing kejadian ini adalah pembelajaran sekaligus peringatan untuk segera instrospeksi diri, bisa jadi kejadian seperti ini adalah salah satu indikasi kurangnya pendidikan khususnya keagamaan yang seharusnya bisa membentengi dari hal-hal yang di larang oleh agama. Peristiwa bunuh diri yang kerap menelan korban ABG ini harusnya menjadi perhatian serius bagi para orang tua dan guru. 

Mungkin kegiatan "ROHIS" bisa di pertimbangkan sebagai salah satu alternatif untuk membentengi siwa dan peserta didik dari tindakan-tindakan nekat seperti itu. Mengingat rohis tidak hanya bisa menjadi sarana untuk menambah wawasan dan ilmu agama bagi peserta didik tetapi juga dapat membantu menstabilkan "jiwa muda" mereka.

ARTIKEL TERKAIT: