Saat asik nulis postingan eh dikejutkan oleh bunyi nada dering hape yang tak jauh dari PC, ternyata ada panggilan nomor yang tidak terdaftar di phonebook. Sempat berpikir sejenak apakah akan di biarkan atau di terima saja, namun jempol ini sepertinya 'lancang' benar menekan keypad karena sudah tersambung mau tak mau saya terima juga.
Saya : "Haloo" yang lantas di sahut kembali
Penelpon : "Benar ini dengan bapak MJumani?". Sekilas seperti tampak penelpon-penelpon biasanya namun yang sedikit berbeda adalah logat bicaranya, nampak ke timuran.
Saya : "Yup betul"
Penelpon : "Sekarang posisi dimana pak ?", dalam hati saya mungkin ini pihak Bimbingan Belajar yang kemaren mencari tentor.
Saya : "di Banjarmasin"
Penelpon : " Saat ini bapak kerja dimana ?", lha kok nanya kerjaan lagi, padahal sebelumnya kan sudah di bilang, apa ini salah satu modus penipuan dengan berpura-pura sok kenal?
Percakapan pun berlanjut hingga akhirnya tiba ke pembicaraan seperti berikut ?
Penelpon : "Bapak kenal siapa saya?
Saya : "Siapa yah?"
Penelpon : "Saya teman sekelas bapak angkatan pertama"
Saya : "Sekolah mana yah, SD, SMP, SMA ?"
Penelpon " SMA, masa lupa pak, kan cuma ada 9 orang 1 kelas"
Saya : "Oh kamu Sukardi yah ?"
Penelpon : "Betul"
Wah benar-benar 100 persen saya berhasil di kerjai, ternyata yang menelpon adalah teman satu sekolah sewaktu di SMA, memang tidak sulit mengenali mereka jika saja bertemu secara langsung karena waktu itu di angkatan pertama kami hanya ada 9 orang untuk kelas IPA, dan tentu saja mudah bagi saya menebak karena laki-laki di kelas tersebut cuman ada 5 orang dan dari ke 5 tersebut 4 diantaranya masih sering bertemu kecuali yang satu orang yang merantau ke Papua. Setelah perpisahan lebih dari 5 tahun kini dia datang ke Banjarmasin. Dengan logat bicara 100 persen Papua, dan bahasa Banjarnya nyaris hilang, untungnya dia masih faham meski sulit melafadzkan atau mengatakannya.
Saat ini dia termasuk sukses, bekerja sebagai tenaga proyek pembangunan pada salah satu perusahaan dan tinggal di Mimika, Papua. Baru kali ini dia mendapatkan izin cuti selama seminggu di Banjarmasin, dan kesempatan langka inipun kami manfaatkan untuk reuni dan menguak kembali kenangan masa lalu, kenangan masa-masa sekolah.
Saling berbagi kisah, melalui dia kami sedikit banyak tahu dan dapat merasakan bagaimana susahnya hidup di perantauan. Dari dia pula kami dapat gambaran bagaimana kehidupan di Papua, misalnya jika kita lihat di tv ada saja kerusuhan yang terjadi terutama mengenai masalah PT Freeport dan penduduk sekitar yang seakan akan tidak kunjung selesai. Untuk dia tentu saja kami bisa menceritakan moment-moment di kota ini selama 5 tahun kebelakang, terutama mengenai sahabat-sahabat yang pernah berkumpul disekolah dulu.
ARTIKEL TERKAIT:
1 komentar:
silaturrahmi, teman lama dilupakan jangan.
Posting Komentar