Pengertian Strategi Pembelejaran
Strategi Pembelajaran adalah garis besar haluan bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam arti ilmu dan kiat didalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(T,Raka Joni,1992/1993,13).
Strategi Pembelajaran adalah metode dalam arti luas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengayaan, dan remedial yaitu memilih dan menentukan perubahan perilaku, pendekatan prosedur, metode, teknik, dan norma-norma atau batas-batas keberhasilan.
Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran,
Agar dapat merancang serta melaksanakan strategi pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan unsur-unsur strategi dasar atau tahapan langkah sebagai berikut:
- Menetapkan spesifikasi dari kualifikasi perubahan perilaku, Tujuan selalu dijadikan acuan dasar dalam merancang dan melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam arti mengarah kepada perubahan perilaku tertentu dan operasional dalam arti dapat diukur.
- Memilih pendekatan pembelajar, suatu cara pandang dalam menyampaikan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus dipertimbang dan dipilih jalan pendekatan utama yang dipandang paling ampuh, paling tepat, dan paling efektif guna mencapai tujuan.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran.
- Metode Pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan bahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- TeknikPembelajaran merupakan cara untuk melaksanakan metode dengan sarana penunjang pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kecepatan dan ketepatan belajar untuk mencapai tujuan.
4. Merancang Penilaian
5. Merancang Remedial
6. Merancang Pengayaan
C. Macam-Macam Strategi.
Secara umum strategi pembelajaran dibagi menjadi tiga:
1. Strategi Indukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang memulai dari hal-hal yang khusus barulah menuju hal yang umum.
2. Strategi Dedukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang umum menuju hal-hal yang khusus
3. Strategi campuran adalah gabungan dari strategi indukatif dan dedukatif. Adapula strategi regresif yaitu strategi pembelajaran yang memakai titik tolak jaman sekarang untuk kemudian menelusuri balik (kebelakang) ke masa lampau yang merupakan latar belakang dari perkembangan kontemporer tersebut (Widj,1989:36)
Menurut Gagne dalam (Winkel, 1989, 169-240) mengemukakan ada lima pendekatan yang diistilahkan dengan proses atau jalur belajar yaitu: 1. informasi verbal, 2. kemahiran intlektual, 3. pengaturan kegiatan kognitif, 4. keterampilan motorik dan 5. sikap.
JENIS-JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Ada 4 pendekatan Pembelajaran yang di kemukakan diantaranya:
1. Pendekatan Informasi,
Pendekatan ini menitikberatkan pada cara memperkuat dorongan internal peserta didik untuk memahami dunia ini dengan menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya dengan mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Yang termasuk pendekatan informasi, adalah:
a. Pendekatan Berpikir Induktif,
b. Pendekatan Latihan Inkuiri,
c. Pendekatan Pencapaian Konsep,
d. Pendekatan Pengembangan Kognitif atau Intlektual
e. Pendekatan Pemandu Awal (Advance Organizer)
f. Pendekatan Memory,
2. Pendekatan Personal.
3. Pendekatan Interaksi Sosial,
a. Pendekatam Investigasi Kelompok (Group Investigation)
b. Pendekatan Latihan Laboratoris (Laboratory Training),
c. Pendekatan Penelitian Yurisprodensi (Jurisprudential In-quiri),
d. Pendekatan Penelitian Sosial (Sosial Science Inquiri)
4. Pendekatan Sistem Perilaku (Behavioral System)
Pendekatan ini meliputi sekelompok pendekatan pembelajaran yang beranjak dari teori-teori belajar sosial. Pendekatan ini juga dikenal dengan pendekatan modifikasi perilaku (behavioral modification), terapi perilaku (behavioral therapy), dan sibernetika (cybernetics).
Dasar pikiran pendekatan ini berorientasi pada sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri, yang memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan tugas-tugas yang dijalankan sebaik-baiknya. Tujuan pendekatan ini adalah mengubah perilaku nyata yang nampak.
Perubahan perilaku didasarkan pada prinsip stimulus-respon, yang termasuk kategori pendekatan sistem perilaku adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Belajar Tuntas (master learning) dan Pengajaran Langsung (Direct Instruction),
Penerapan yang paling umum dari sistem perilaku untuk mencapai tujuan tujuan akademis, mengambil bentuk belajar tuntas (mastery learning) dan pengajaran langsung (direct instruction) memiliki ciri-ciri yang serupa dengan pengajaran berprogram (programmed instruction) yang dikembangkan oleh Skinner, yaitu:
1. Bahan-bahan yang akan dikaji terbagi dalam bentuk unit, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Bahan-bahan yang disajikan kepada peserta didik diorganisasikan secara perseorangan dengan menggunakan berbagai media.
3. Proses belajar dilakukan oleh peserta didik secara bertahap menurut kecepatan masing-masing dengan melalui unit-unit pembelajaran itu, yang kemudian diberikan tes untuk menguji keberhasilannya.
4. Jika seseorang peserta didik ternyata belum dapat menguasai unit itu, maka ia dapat mengulanginya sampai dapat menguasai tujuan unit dengan baik.
b. Pendekatan Belajar Kontrol Diri (learning self control)
Skinner, bapak teori pengolahan perilaku dalam konsepnya tentang operant conditioning, telah memberikan sumbangan yang besar dan luas dalam pendekatan ini. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didki dalam berperilaku di berbagai kelompok sosial.
Pendekatan belajar control/pengawasan diri bertolak dari keyakinan bahwa perilaku peserta didik merupakan hasil belajar (learned). Karena itu peserta didik harus diberi kemudahan untuk belajar bagaimana bertanggung jawab secara moral atas lingkungan personal dan sosial memahami dirinya secara utuh.
Pendekatan ini digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan menghindarkan peserta didik dari keengganan untuk melibatkan diri dalam kesempatan belajar yang tersedia secara umum. Peserta didik yang suka mengganggu temannya, dapat belajar secara lebih produktif untuk berhubungan dengan temannya. Kemudian peserta didik yang memiliki rasa takut terhadap mata pelajaran tertentu, dapat belajar bagaimana menghilangkan rasa takut itu dengan membangun perasaan yang tegar (affirmatif).
c. Pendekatan Latihan Keterampilan dan Pengembangan Konsep (Training for Skills and Concept Development)
Ada dua macam pendekatan yang dikembangkan atas dasar pemikiran teori sibernetika mengenai perilaku kelompok, yaitu: pendekatan teori ke praktik dan simulasi.
Pendekatan teori ke praktik, memadukan suatu keterampilan dengan penampilan, praktik, umpan balik dan latihan sampai dengan tahap dikuasainya keterampilan itu. Misal, jika ketrampilan sosial yang menjadi tujuan, dimulai dengan menjelaskan ketrampilan itu dan mendemonstrasikan cara penggunaannya. Kemudian diberi latihan dengan pemberian koreksi sebagai umpan balik dan selanjutnya peserta didik menerapkannya dengan bimbingan teman atau gurunya.
Pendekatan simulasi, dirancang dari gambaran mengenai kehidupan nyata sehari-hari. Suasana yang mirip dengan lingkungan yang sebenarnya sengaja diciptakan sebagai situasi belajar, atau dengan cara membangun alat tiruan sebagai simulator. Dalam pendekatan ini nampak jelas proses pencapaian tujuan simulasi dan bergerak secara nyata sampai tujuan itu dikuasai.
d. Pendekatan Latihan Asertif (Assertive Training)
Tujuan dari pendekatan ini adalah terciptanya komunikasi yang integratif dan jujur. Karena itu pendekatan ini beranjak dari masalah-masalah komunikasi. Peserta didik didorong melakukan komunikasi dengan orang lain mengenai perasaan dan tujuannya. Mereka tetap dapat menjaga perasaan orang lain itu, sehingga tidak merasa tersinggung.
Pendekatan ini dapat dipakai untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan etis dalam berbagai tingkat kelas.Untuk dapat memilih sekaligus menetapkan pendekatan pembelajaran yang diuraikan di atas dengan cermat dan tepat, maka harus dipahami karakteristiknya masing-masing secara utuh. Disamping memperhatikan, tujuan pembelajaran, bahan keilmuan/ pembelajaran dan karakteristik peserta didik terutam kemampuan intelektualnya.Karena dalam proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran tidak ada satupun pendekatan pembelajaran yang dapat diandalkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang serba manjur. Sehubungan dengan itu maka pengalaman para guru dalam menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran selama proses pembelajaran, akan memungkinkan para guru lebih inovatif dan adaptif terhadap pendekatan pembelajaran tertentu.
Dari pendekatan pembelajaran yang dipilih untuk menyajikan suatu bahan pembelajaran itulah keragaman metode pembelajaran akan ditentukan. Dengan keragaman metode pembelajaran yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran, maka akan nampak kegiatan belajar (learning activities) yang beragam dilakukan oleh peserta didik. Dengan kegiatan belajar yang beragam ini dimungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar (learning experiences) yang banyak macamnya.Kondisi proses pembelajaran yang demikian itu, baik langsung maupun tidak langsung para Guru benar-benar telah memperhatikan peserta didiknya tanpa kecuali (Saripuddin, 1989:132-146).
Pustaka:
1. Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang Proyek Pusat pengambangan Penataran Guru IOS dan PMP Malang, 1998/1999.
2. Melvin L. Siberman,1996, Active Learning: strategies to Teach Any Subject, Ally &Bacon, Simon &Schuster Company Needham Heights, Massachusetts.
3. Prof.Dr.S.Nasution.MA., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982.
4. Prof.Dr.S.Nasution, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Praktek Keguruan, 1974.
5. Hambali, Metodologi Pembelajaran.
ARTIKEL TERKAIT:
1 komentar:
thank's a lot bro,,
Posting Komentar