Egoisme di Jalan Raya
Sangat jelas terlihat bahwa jumlah populasi di dunia semakin meningkat termasuk di Indonesia. Tampaknya program pemerintah untuk mengurangi laju pertambahan penduduk belum begitu berhasil. Salah satu indikator meningkatnya populasi manusia adalah meningkatnya lalulintas di jalan-jalan raya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya pengguna jalan raya khususnya kendaraan pribadi, antara lain meningkatnya jumlah penduduk dan mudahnya proses kepemilikan kendaraan pribadi.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk berarti meningkat pula pengguna jalan raya, selain itu dengan semakin mudahnya proses kepemilikam kendaraan pribadi dengan adanya kredit semakin mempercepat meningkatnya pengguna jalan raya.
Padatnya jalan raya memunculkan masalah tersendiri bagi pengendara terutama dalam berlalulintas. Suasana yang semerawut menuntut setiap pengguna jalan raya harus lebih sabar dan berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan dalam berlalulintas.
Sebuah penelitian memberitahukan bahwa emosi seseorang meningkat dua kali lebih besar ketika berada di jalan raya. Dengan demikian jika setiap pengendara tidak bisa mengontrol emosinya di jalan raya maka akan sangat merugikan tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi pengendara lain.
Pengendalian diri di jalan raya juga mutlak di perlukan terutama di jalur-jalur macet, karena jika setiap pengendara mempertahankan sifat egoisnya masing-masing maka hanya akan memperparah kemacetan.
Hal ini sering Saya jumpai, salah satunya di jalan Brigjend. H. Hasan Basri yaitu di daerah jembatan Kayu Tangi yang melintasi sungai Alalak. Kondisi tanjakan jembatan yang buruk menyebabkan sering terjadi kemacetan terlebih ketika ada mobil yang mengalami kerusakan di badan jembatan yang menyebabkan kemacetan ber jam-jam. Sebenarnya kemacetan tidak akan terlalu lama jika pengendara lain terutama motor bisa bersabar dan tidak egois.
Kemacetan bertambah parah karena setiap pengendara mementingkan diri sendiri dengan menutup seluruh badan jalan baik yang dari arah Banjarmasin maupun yang dari arah Marabahan sehingga baik kendaraan yang dari arah Bajarmasin maupun dari arah Marabahan tidak menyisakan jalur kiri untuk dilewati sehingga kemacetan akhirnya sampai berjam-jam sampai polisi mengosongkan jalur kiri jalan untuk dilewati.
Peristiwa ini mungkin juga dapat menjadi perhatian pihak terkait untuk bersama-sama memikirkan jalan keluarnya khususnya untuk daerah jembatan Kayu Tangi ini karena merupakan penghubung antara Kabupaten Batola dengan Banjarmasin serta bagi pengendara yang akan menuju ke Kal-Teng.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya pengguna jalan raya khususnya kendaraan pribadi, antara lain meningkatnya jumlah penduduk dan mudahnya proses kepemilikan kendaraan pribadi.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk berarti meningkat pula pengguna jalan raya, selain itu dengan semakin mudahnya proses kepemilikam kendaraan pribadi dengan adanya kredit semakin mempercepat meningkatnya pengguna jalan raya.
Padatnya jalan raya memunculkan masalah tersendiri bagi pengendara terutama dalam berlalulintas. Suasana yang semerawut menuntut setiap pengguna jalan raya harus lebih sabar dan berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan dalam berlalulintas.
Sebuah penelitian memberitahukan bahwa emosi seseorang meningkat dua kali lebih besar ketika berada di jalan raya. Dengan demikian jika setiap pengendara tidak bisa mengontrol emosinya di jalan raya maka akan sangat merugikan tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi pengendara lain.
Pengendalian diri di jalan raya juga mutlak di perlukan terutama di jalur-jalur macet, karena jika setiap pengendara mempertahankan sifat egoisnya masing-masing maka hanya akan memperparah kemacetan.
Hal ini sering Saya jumpai, salah satunya di jalan Brigjend. H. Hasan Basri yaitu di daerah jembatan Kayu Tangi yang melintasi sungai Alalak. Kondisi tanjakan jembatan yang buruk menyebabkan sering terjadi kemacetan terlebih ketika ada mobil yang mengalami kerusakan di badan jembatan yang menyebabkan kemacetan ber jam-jam. Sebenarnya kemacetan tidak akan terlalu lama jika pengendara lain terutama motor bisa bersabar dan tidak egois.
Kemacetan bertambah parah karena setiap pengendara mementingkan diri sendiri dengan menutup seluruh badan jalan baik yang dari arah Banjarmasin maupun yang dari arah Marabahan sehingga baik kendaraan yang dari arah Bajarmasin maupun dari arah Marabahan tidak menyisakan jalur kiri untuk dilewati sehingga kemacetan akhirnya sampai berjam-jam sampai polisi mengosongkan jalur kiri jalan untuk dilewati.
Peristiwa ini mungkin juga dapat menjadi perhatian pihak terkait untuk bersama-sama memikirkan jalan keluarnya khususnya untuk daerah jembatan Kayu Tangi ini karena merupakan penghubung antara Kabupaten Batola dengan Banjarmasin serta bagi pengendara yang akan menuju ke Kal-Teng.
ARTIKEL TERKAIT:
1 komentar:
haha.. sy emang paling emosian klo lg di jalan!
baru kemaren sy kejebak macet gila2an di simpang empat pasar lama. gara-garanya ga ada lagi yang meduliin lampu merah. tabrak terus. semuanya pada pengen cepet nyampe. akhirnya yang terjadi malah ga bisa jalan sama sekali.
klo katax miing gumelar yg perlu diperbaiki dr indonesia supaya maju sebenerx adlah mental sdm-x, kayax ada benerx jg y...
Posting Komentar