Pekan lalu mangrove atau pohon bakau yang tumbuh di wilayah pesisir kepulauan menjadi pusat perhatian, bukan saja oleh pemerintah Indonesia tetapi juga dari dunia internasional. Pasalnya tepat pada 26 Juni lalu Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama bintang sepakbola Real Madrid Cristiano Ronaldo (CR7) melaksanakan penanaman mangrove di Pulau Dewata Bali.
Salah satu kawasan wisata Hutan Mangrove |
Bagi CR7 tanaman tersebut bukanlah hal asing, seperti dilansir oleh banyak media, bahwa kecintaannya terhadap mangrove dimulai sejak tahun 2004 paska terjadinya tragedi tsunami di Aceh. Dimana seorang anak bernama Martunis asal Aceh terkatung-katung di laut setelah diterpa gelombang tsunami dan selamat karena tersangkut tanaman mangrove, yang menjadi perhatian CR7, Martunis saat itu mengenakan kaos kesebelasan tim nasional Portugal dengan nomor dan nama Cristiano Ronaldo. Berita tersebut diketahui oleh CR7, dan itulah sebabnya bintang sepakbola tersebut datang ke Aceh menemui Martunis pada 2004 lalu.
Saat ini CR7 telah dinobatkan sebagai duta mangrove di Indonesia, dan sepertinya pemerintah sudah mulai melirik nilai pentingnya tanaman yang merupakan bagian kecil potensi kemaritiman dari sebuah bangsa yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Menjadikan CR7 sebagai duta mangrove di negara ini, merupakan langkah strategis dan wujud dari keseriusan pemerintah maupun pemerakarsa program tersebut. Selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa seorang CR7 memiliki daya magnet yang luarbiasa untuk menarik perhatian bukan saja pada publik di dalam negeri, tetapi tentu saja bagi masyarakat internasional.
Peran mangrove bagi alam tentu bukan saja hanya sebagai peredam badai dan gelombang air seperti halnya tsunami, tetapi lebih dari itu. Mangrove sebagai potensi maritime di wilyah pesisir juga memiliki potensi secara ekonomi, dimana tanaman tersebut mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, baik itu sebagai penyedia benih bagi industri perikanan, maupun kayu dari tanaman tersebut dapat dijadikan bahan kertas atau sebagai bahan konstruksi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Disaat pemerintah sudah mulai memberikan perhatiannya di wilayah kemaritiman, diharapkan berbagai instansi terkait dengan aspek tersebut seperti halnya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), TNI Angkatan Laut, serta institusi terkait lainnya untuk memberikan kontribusi dan andil yang besar pada program ini, sehingga kelanjutan program tersebut dapat berjalan dengan baik, dan tidak hanya menjadi upaya pencitraan semata.
Khususnya bagi KKP dan TNI AL, sudah sewajarnya menyadari strategisnya peran tanaman mangrove saat ini, perhatian pemerintah dan elemen pengusaha terhadap tanaman tersebut, bisa jadi merupakan pintu masuk bagi pembangunan aspek kemaritiman di negara yang memiliki potensi maritim luar biasa seperti Indonesia. Hal tersebut tentu saja merupakan sebuah jalan guna mewujudkan kejayaan bangsa maritime, seperti yang terjadi di negara ini pada era Sriwijaya dan Majapahit.
Artikel Kiriman :
Simon Andriesta
JL. Bangka 1, no 12 A, Mampang, Jakarta.
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar