Rabu, 06 Februari 2013

Jembatan di Handil Bakti Ancam Sungai

Pembangunan Jembatan yang kurang mengindahkan etika lingkungan ancam kelestarian sungai atau handil di kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Jembatan-jembatan yang umumnya dibuat dengan sistem cor ini semakin bertambah seiring banyaknya perumahan-perumahan yang berada diseberang sungai.
kegiatan pembangunan yang merusak lingkungan
Salah Satu Bangunan Jembatan

Adanya jembatan-jembatan ini menambah pelik masalah kelestarian sungai yang seharusnya bisa di jaga bersama-sama sebagai aset daerah. Jembatan-jembatan tersebut tidak hanya membuat para pengguna transport air seperti jukung dan kelotok tidak bisa melintas tetapi juga mempersempit badan sungai karena adanya pengurukan untuk turunan jembatan. Bahkan pada beberapa jembatan pengurukan ini bisa memakan badan sungai hingga 2/3 badan sungai dimana hanya menyisakan 1/3 badan sungai untuk air bebas mengalir.

Menurut Anyah salah warga Tatah Mesjid yang kerap melintas menggunakan jukung kini Ia sangat kesulitan melintas jika saat air pasang, karena tinggi jembatan dengan permukaan air sangat kecil dan bagi kelotok berukuran sedang mustahil bisa lewat. 

"Ngalih banar lalu jambatannya randah-randah, apalagi pas banyu pasang, mun takana banyak pampangan paksa ae batanjak", tuturnya, yang jika di artikan dalam bahasa Indonesia "susah sekali lewat, jembatannya rendah-rendah, apalagi jika air sedang pasang, dan banyak hamparan sampah yang mengapung Ia terpaksa menggunakan galah".

Masalah ini diperparah dengan semakin banyaknya sampah yang dibuang oleh orang-orang tidak bertanggung jawab ke badan sungai. Dari pantauan saya kebanyakan sampah tersebut adalah sampah rumah tangga dan sampah pedagang buah yang marak berjualan di sepanjang sisi jalan yang berdekatan dengan sungai. Pada waktu-watku tertentu sampah yang mengapung ini tertumpuk karena tersangkut tiang-tiang jembatan terutama pada daerah-daerah yang terjadi penyempitan badan sungai.

Entah bagaimana prosedur dan ketentuan peraturan yang berlaku mengenai pembangunan jembatan tersebut sehingga terkesan di bangun asal-asalan dan tidak mengindahkan fungsi dan keberlangsungan sungai di Handil Bakti tersebut. Jika memang ada aturan tentunya harus ada pihak terkait yang menegur atau mengawasi pembangunan tersebut. Apalagi daerah Handil Bakti adalah akses jalan utama menuju Banjarmasin rasanya mustahil jika pemerintah daerah tidak melihat bangunan-bangunan jembatan yang terpampang persis di kanan jalan tersebut.

Sebagai salah seorang warga yang mewakili harapan dan keinginan warga Handil Bakti pada umumnya tentu saja saya berharap pemerintah terkait bisa memberikan solusi terbaik karena pembangunan jembatan-jembatan tersebut masih terus bertambah. Beberapa hal dasar imbas dari pembangunan jembatan tersebut antara lain pertama, matinya jalur transportasi air, padahal masih cukup banyak warga yang mengandalkan transportasi air terutama masyarakat tatah mesjid dan sekitarnya. Kedua, terjadinya penyempitan badan sungai yang akan membuat bloomingnya rumput purun kudung dan teratai yang dapat membuat matinya sungai. Ketiga, penyempitan badan sungai akan membuat sampah mudah tertumpuk dan menganggu keindahan. Keempat, jika sungai mati akan memicu oknum tertentu mendirikan rumah di bantaran sungai karena beranggapan sungai tersebut juga sudah mati. Mudahan-mudahan semua pihak terkait bisa merespon dan memberi solusi terbaik (mj).

ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Februari 06, 2013

0 komentar:

Posting Komentar

 

mjumanion