Minggu, 24 Februari 2013

Cara Menghilangkan Tanin Sabut Kelapa

Cara menghilangkan tanin pada sabut kelapa ada beberapa macam ada yang menggunakan bantuan tawas tetapi ada juga yang tidak. Sabut kelapa sebagai media anggrek sudah sangat populer bahkan menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan karena selain mudah didapat penggunaanya relatif tidak memerlukan perlakuan khusus. Di desa-desa khususnya masyarkat yang berada disekitar hutan kerap menggunakan sabut kelapa untuk menanam anggrek alam yang dipekarangan. Umumnya anggrek-anggrek tersebut adalah temuan pada pohon yang tumbang, atau saat clearing aktifitas tambang atau perkebunan.
bahaya tanin pada sabut kelapa
Penggunaan Sabut Kelapa Sebagai Media Anggrek
 Tanin pada sabut kelapa adalah salah satu dari beberapa zat yang terkandung di dalam sabut kelapa. Sayangnya tidak banyak masyarakat yang mengetahui adanya kandungan zat tanin pada sabut kelapa yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga tak jarang mereka dibuat heran mengapa tanaman anggrek yang ditanam disabut kelapa menjadi kerdil, bahkan mati sedangkan yang tumbuh alami dibatang pohon tampak subur.

Selain zat tanin, pada sabut kelapa ada beberapa zat lain yang terkandung antara lain selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter,  dan potasium (Rindengan et al., 1995). Untuk menghilangkan atau mengurangi tanin pada sabut kelapa cukup sederhana, berikut  cara yang bisa anda praktekan.Untuk mempermudah proses menghilangkan kandungan tanin pada sabut kelapa sebaiknya pilih sabut dari kelapa yang tua agar lebih tahan terhadap pelapukan, kemudian potong-potong. Di thailand umumnya mereka memotong-motong sabut kelapa tersebut menjadi kotak-kotak (seperti dadu) yang disebut coco chip.

Cara pertama :

Setelah di potong-potong masukan sabut kelapa kedalam kaleng atau apapun yang bisa digunakan untuk merebus, isi air dan rebus sabut kelapa hingga 2-3 jam, buang air yang berwarna kemerahan, rendam lagi sabut kelapa kedalam air bersih dan beri sedikit fungisida, kemudian keringkan.

Cara kedua :

Sabut kelapa diurai, kemudian direndam dalam air yang dicampuri tawas dengan perbandingan 1 sendok tawas/20 liter air. Kemudian diamkan selama 1 hari, selanjutnya pisahkan sabut dan larutan air tawas. Rendam kembali sabut kelapa kedalam air bersih dan lakukan pengulangan beberapa kali sampai air rendaman sudah tidak begitu merah lagi biasanya memerlukan waktu 2-3 hari. Kemudian keringkan atau bisa langsung di gunakan sebagai media anggrek.

Jika anda tidak memiliki waktu untuk melakukan proses untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan tanin pada sabut kelapa maka anda bisa menggunakan sabut kelapa yang sudah lama (bukan yang baru di kupas) karena sabut kelapa yang sudah lama dikupas akan berkurang kandungan taninnya secara alami akibat siraman hujan dan sebagainya. Namun tentu saja penggunaan sabut kelapa ini lebih pendek umurnya sebab akan lebih cepat lapuk. Umumnya ketahanan media sabut kelapa tanpa pengolahan yang baik termasuk pemberian pengawet atau fungisida hanya bisa bertahan 5-6 bulan saja.

ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Februari 24, 2013

6 komentar:

puii mengatakan...

mas kalau meu beli fungisida itu kemana yah..?
maklum newbie

muhammad jumani mengatakan...

Pestisida bisa di beli di toko pertanian yang biasa nyediain pupuk, dan berbagai keperluan lain untuk petani.

Ghafur Lazuardi mengatakan...

Mas, maaf ya mau tanya apa fungisida yg dimaksud disini kira2 sama gak dgn yg dipakai petani padi sawah, misalnya senis mankozeb atau antracol gitu apakah bisa?
Makasih..

Tofan Ranasentika mengatakan...

Bisa mas pakai dithane juga bisa, dosisnya sekitar 0,1 g/l untuk perendaman. Salam kenal hehe

Double Aces mengatakan...

Nanya mas... kalau buang tanin-nya pakai air mengalir sampai air yang keluar tidak lagi begitu merah bisa gak mas?

Admin mengatakan...

@dobel Aces
Bisa aja, cara di atas adalah beberapa teknik saja. Banyak alternatif lain yang juga bisa di pakai. Tinggal cari yang mana lebih efektif dan efesien untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga..

Posting Komentar

 

mjumanion