Setelah 3 hari di Batulicin dalam rangka kegiatan Observasi Anggrek Spesies Indonesia di Pegunungan Meratus akhirnya beberapa jam yang lalu tiba juga di Banjarmasin.Observasi Anggrek Meratus tersebut merupakan rangkaian kegiatan tahap kedua setelah sebelumnya saya bersama tim INOS Kalsel juga ke Batulicin untuk identifikasi dan penamaan anggrek spesies koleksi GSO PT. Arutmin - Batulicin.
 |
| Habitat Anggrek Spesies Meratus Indonesia |
Sebenarnya rangkaian kegiatan Observasi Anggrek Meratus ini akan saya tulis lebih detail di web Indonesian Orchids, berhubung kondisi masih capek dan untuk mengejar deadline 1 artikel setiap hari gak ada salahnya untuk menuangkan sedikit kisah perjalanan Observasi Anggrek Meratus Indonesia di Batulicin beberapa hari yang lalu di sini.
Dalam kegiatan observasi INOS Kalsel tidak sendiri tetapi di dampingi oleh tim enviro PT. Arutmin Indonesia-Batulicin. Selain karena kami adalah "tamu" di wilayah kerja mereka, kami juga belum mengenal medan sehingga dengan bantuan tim Enviro kegiatan observasi bisa lebih efektif dan efesien. Selain tim Enviro kegiatan observasi juga diikuti oleh mahasiswa yang saat itu sedang magang atau praktek kerja lapangan di GSO.
 |
| Dendrobium spurium |
Di Hari pertama kami menelusuri sungai yang berada di kawasan Pit Ulin dan berhasil sedikitnya belasan Anggrek Spesies berhasil ditemukan dan didokumentasi untuk selanjutnya diidentifikasi. Beberapa anggrek yang kami temukan antara lain dari Genus Eria, Dendrobium, Luisia, Spathoglottis, Cleisostoma, Coelogyne dan Pholidota. Sulitnya medan serta cuaca yang kurang bersahabat membuat tim memutuskan untuk melanjutkan kegiatan observasi dihari berikutnya.
 |
| Tim Observasi Anggrek Meratus Indonesia |
Hari berikutnya lokasi observasi dialihkan kedaerah Gunung Raya dan kembali kami menyusuri salah satu sungai yang ada kaki gunung tersebut. Tidak perlu menunggu lama untuk kami berhasil menemukan Anggrek Spesies, pepohonan besar yang sudah cukup tua dengan posisi sedikit condong kesungai tampak dipenuhi berbagai spesies anggrek yang hidup berdampingan dengan beberapa tumbuhan epifit lain seperti Asplenium dan Lycopodium. Belum jauh kami menyusuri sungai sebuah pohon besar yang tumbang dipenuhi belasan spesies anggrek terpampang di depan kami, ada perasaan sedih bercampur senang. Senang karena kami tidak perlu susah-susah menelusuri sungai untuk menemukan anggrek spesies yang agak rendah untuk lebih mudah diamati, sedih karena tidak mungkin untuk memindahkan semua anggrek tersebut ketempat yang lebih aman.
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar