Rabu, 03 Maret 2010

Loksado dan Kahung

 Antara Loksado Dan Hutan Kahung

Meski sama-sama memiliki air terjun yang menawan, antara Loksado dan Hutan Kahung bagi pecinta petualangan tidaklah benar-benar sama. Paling utama perbedaan itu adalah pada jalur atau akses menuju ke air terjunnya. Bahkan jika membandingkan perjalanan ke Loksado pada tahun 2005 dengan perjalanan ke Hutan Kahung tahun 2010, nuansa alami masih terasa sangat kental di Hutan Kahung dibanding Loksado.

Terakhir saya tracking ke Loksado pada akhir  tahun 2005, sebagai salah satu tujuan wisata terkenal di Kalimantan Selatan dengan Arung Jeram dan Bamboo Raftingnya baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara Loksado merupakan tempat yang paling pas bagi mereka yang gemar berpetualang. Selain menyusuri jeram dengan rakit bambu, pelancong juga bisa mengenal dan berinteraksi dengan masyarakat dayak Loksado yang termasuk kedalam wilayah pegunungan Meratus. Terakhir saya kesana akses jalan sudah lumayan mudah, sudah ada ojek yang siap mengantarkan kita jika ingin menyaksikan keindahan Air terjun Haratai, dengan biaya kurang lebih 50rb PP, hanya dalam beberapa menit kita sudah bisa menyaksikan  dan mendengar deru air  terjun yang tak henti-hentinya mengalir. Perjalanan juga lebih terasa seru ketika melewati jembatan gantung yang cukup sering kita jumpai saat menuju kawasan air terjun.
Jika ingin menikmati keindahan Loksado sebaiknya bermalam saja, karena ada beberapa penginapan sederhana yang sudah di sediakan. Untuk makanpun tidak jauh dari warung jika tidak ingin repot memasak sendiri.Kini fasilitas seperti listrik sudah ada, begitupula sinyal handphone.

Sedikit berbeda dengan Loksado, Kahung mungkin lebih cocok bagi mereka yang benar benar mencintai tantangan. Namun keelokan pemandangannya tak kalah dengan Loksado. Seperti yang disampaikan sebelumnya, menuju Hutan Kahung perlu kesiapan tidak hanya fisik tapi juga mental. Perjalanan yang cukup jauh terkadang membuat sebagian dari mereka merasa putus asa dan mengurungkan niat.Kalau sudah begitu tentu perjalanan akan menjadi sia-sia.

Sampai saat ini alat transport yang paling umum di gunakan untuk menuju Hutan Kahung adalah transportasi Kelotok, setelah menempuh perjalanan darat misalnya dari Banjarmasin-Banjarbaru-Mandiangin-Aranio maka sampailah di pelabuhan atau dermaga. Perjalanan selanjutnya melintasi Waduk Riam Kanan meunju Desa Belangian, yaitu salah satu desa yang terletak di sekitar waduk.,Desa Belangian terletak di pintu masuk Hutan Kahung. Biasanya bagi pecinta alam yang ingin menuju Hutan Kahung mampir dulu di sini, baik untuk mempersiapkan bekal maupun sekedar melapor ke Kepala Desa.

Perjalanan bisa di bagi secara estafet, yaitu Desa Belangian sebagai Pintu Masuk, Shelter Kembar sebagai tempat peristirahatan pertama dan shelter terakhir di kawasan Air Terjun Lembah Kahung. Karenanya perjalanan sangat tidak memungkinkan bisa di tempuh dalam 1 hari, minimal 2 atau 3 hari. Dari itulah perbekalan harus siap sebab akses paling dekat dengan warung atau penduduk adalah ke Desa Belangian yang memerlukan waktu sekitar 2 jam jika sudah berada di Shelter Kembar dan sekitar 6 jam dari Air Terjunnya. 

Medan yang dilaluipun cukup berat, selain melintasi sungai, medan hutan lindung juga banyak terdapat Lintah atau lebih di kenal dengan Halimatak, belum lagi medan licin terutama saat hujan.




Kunjungi web kami lainnya
Informasi Anggrek Indonesia

ARTIKEL TERKAIT:

mjumani, Updated at: Maret 03, 2010

0 komentar:

Posting Komentar

 

mjumanion